spot_img
Rabu, Mei 14, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATJadi Daya Tarik Wisata, Jejak Peninggalan Sejarah di Situs Cagar Budaya Taman...

Jadi Daya Tarik Wisata, Jejak Peninggalan Sejarah di Situs Cagar Budaya Taman Narmada

Taman Narmada adalah salah satu destinasi wisata tertua di Lombok yang dibangun pada abad ke-17 oleh Raja Karang Asem Bali sebagai tempat peristirahatan dan upacara Pakelem. Tidak hanya cantik, Taman yang luasnya sekitar 2 hektare ini dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem ini memiliki sejarah dan keunikan tersendiri.

Taman ini sangat terkenal dengan air awet mudanya yang dipercaya dapat membuat orang tetap muda jika meminumnya atau mandi di sana. Ada juga beberapa situs sejarah yang ada di taman yang merupakan replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak ini.

Dulunya, Taman Narmada dijadikan sebagai tempat beristirahat sekaligus tempat khusus bagi raja untuk memuja Dewa Siwa. Taman yang menjadi replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak tersebut didesain oleh arsitek kerajaan sesuai perintah raja agar dapat menghadirkan nuansa Gunung Rinjani ke tengah kota.

Konon, katanya, raja semakin tua dan tidak dapat lagi melakukan ritual kurban di puncak Rinjani. Maka dari itu, Taman Narmada ditata seperti bentuk gunung dengan sumber mata air yang mengaliri tiga kolam pada bagian bawah taman tersebut. Di taman ini terdapat beberapa areal dan bangunan yakni Jabalkaf, Bale Terang, Mukedas dan Bale Loji. Jabalkaf merupakan halaman yang terletak paling depan di antara halaman yang lain.

Pintu masuk halaman menghadap ke utara berbentuk gapura paduraksa yang pada kedua daun pintunya terdapat relief Rama dan Sinta. Pada bagian depan pintu berdiri dua arca Dwarapala, pada halaman ini juga terdapat dua kolam yang disebut Telaga Kembar dan dua bangsal. Bangsal yang terletak di depan gapura paduraksa yang menghubungkan halaman Jabalkaf dengan halaman Mukedas ini merupakan sebuah bangunan terbuka bertiang enam beratap genteng yang berfungsi sebagai tempat penjagaan.

Bale Terang, dahulu kala, setiap tiba musim kemarau, sang raja memboyong keluarganya untuk menikmati pemandangan alam Narmada yang terlihat menawan dari Bale Terang. Bale Terang berbentuk rumah panggung yang terdiri atas ruang bawah yang berfungsi sebagai gudang. Bagian atasnya terbagi atas tiga bagian, yakni dua bagian pada ujungnya (utara dan selatan) sebagai tempat tidur raja. Sementara, ruang tengahnya merupakan area terbuka sebagai tempat raja melihat pemandangan ke arah timur menuju arah meru.

Di areal ini terdapat bangunan loji, sangah, dan dua bangunan bangsal. Bangunan loji merupakan sebuah rumah kecil tersusun dari tembok bata dan lantai dari semen. Bangunan ini mempunyai serambi terbuka dan kamar-kamar yang terletak pada sebelah kiri dan kanannya. Selain itu pada halaman Mukedas terdapat sebuah gudang dan bangunan tempat tinggal budak (panjak) raja. Pada bagian Mukedas inilah yang digunakan sebagai tempat menginap raja atau Anak Agung dengan istrinya.

Beberapa bangunan seperti Bale Terang, Bale Gede dan Landscape Taman sudah dipugar oleh pemerintah pusat tahun lalu.

Selanjutnya, ada bangunan pemandian terletak di sebuah lembah yang terdiri atas tiga kolam atau telaga. Kini hanya dua kolam yang tersisa, yakni Kolam Padmawangi dan Telaga Segara Anak, sementara satu kolam lain sudah dibongkar beserta sebuah gapura paduraksa yang merupakan pintu masuk kolam tersebut. Setelah dibongkar, di atas lahannya dibangun sebuah kolam renang berukuran 50 x 15 meter. Kolam renang ini dibangun pada tahun 1967 dengan nama Kolam Renang Ikan Duyung.

Kolam Padmawangi terletak sekitar 25 meter di sebelah utara Kolam Renang Ikan Duyung pada sebuah dataran yang lebih tinggi. Kolam ini dinamakan Padmawangi karena ditumbuhi banyak bunga padma yang harum mewangi. Di sebelah selatan kolam ini terdapat cungkup Air Awet Muda yang di dalamnya terdapat mata air yang diyakini memiliki khasiat awet muda. Oleh umat Hindu di Lombok mata air ini dipercaya merupakan pertemuan dari tiga mata air yang terdapat di Lingsar, Suranadi, dan Narmada.

Konon kolam ini merupakan tempat mandi dayang-dayang istana yang dipandangi oleh sang raja dari sebuah bangunan yang bernama Balai Terang. Pada dataran yang lebih rendah dari Kolam Padmawangi terdapat Telaga Segara Anak yang merupakan kolam terbesar di Kompleks Taman Narmada. Telaga Segara Anak digunakan sebagai tempat melaksanakan upacara Pakelem, diberi nama Segara Anak karena merupakan miniatur Danau Segara Anak yang terdapat di Gunung Rinjani.

Kolam ini diberi nama Telaga Ageng. Pada tepian telaga di bagian paling timur terdapat sebuah pancuran berbentuk gajah dalam posisi setengah berdiri. Di hadapan pancuran ini terdapat arca berwujud kesatria di atas lapik segi empat. Tangan kiri arca sedang memegang sebuah busur panah, tangan kanan memegang anak panah sambil menarik tali busur panah dan membidik ke arah pancuran gajah. Dahulu arca ini dikawal oleh dua arca pendamping yang diberi label Sangaji, namun kini kedua arca tersebut sudah tidak ada. Pada sisi utara telaga terdapat sebuah miniatur candi yang terbuat dari bata yang berfungsi pula sebagai pancuran.

Di bagian puncak miniatur candi terdapat relief bulan/matahari yang terbuat dari tembaga yang kini disimpan oleh pengelola Taman Narmada.

Akhir pekan kemarin, Ekbis NTB berkesempatan diajak keliling melihat kondisi sejumlah situs bersejarah oleh Direktur PT Tripat Eko Esti Santoso, SE,MM.,MH. Sejumlah bangunan Situs butuh penanganan, karena kondisi yang rusak. Seperti miniatur candi, dari buku sejarah yang dibaca menjadi bagian situs yang dibangun tahun 1772 atau 1805 Masehi.

“Bangunan ini ada relief bulan dan bintang, masih ada kami simpan. Karena lapuk makanya kami amankan (simpan),” terang Eko.

Miniatur candi ini salah satu ikon di telaga Ageng, termasuk ada patung gajah.  Tak jauh dari lokasi itu, pada bagian atas ada pencuran tempat mandi yang dinamakan Pancor Siwak. Kondisinya rusak, banyak pancuran yang tidak berfungsi. Bagian atapnya roboh dan lantainya juga rusak. Pancor Siwak ini ramai dikunjungi, terutama pada saat Rebo Bontong.

Begitu pula pada kolam Tempat warga biasa berenang, toiletnya miring, nyaris roboh sehingga ditutup sementara oleh pihaknya. Pihaknya sudah mengusulkan perbaikan beberapa bagian bangunan tersebut ke Pemkab Lobar, namun belum ada tindaklanjut sampai sekarang. Ia berharap agar bangunan terutama yang dibangun Pemkab Lobar bisa diperbaiki segera untuk melestarikan dan memberi kenyamanan bagi pengunjung. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO