Tanjung (Suara NTB) – Tim Asesor Kementerian Kesehatan turun ke Kabupaten Lombok Utara (KLU) guna melakukan penilaian Eliminasi Penyakit Malaria, Selasa, 6 Mei 2025. Tim Asesor akan berada beberapa hari di KLU untuk mengumpulkan data yang menjadi bahan penilaian.
Ketua Tim Asesor Eliminasi Malaria – Kemenkes RI, dr. H. Lukman, di sela-sela penyambutan oleh Pemda KLU, di aula Kantor Bupati mengatakan, penyebaran malaria patut diwaspadai oleh instansi terkait. Dari beberapa kasus yang ada, paling sering terjadi melalui “impor” yaitu terkena gigitan nyamuk malaria saat berada di luar daerah, sehingga saat kembali ke daerah asal, yang bersangkutan terjangkit dan terjadi penyebaran.
“Perlunya ada pemeriksaan kesehatan lebih lanjut ketika kita telah bertugas di luar daerah lebih dari beberapa bulan, untuk mencegah penyebaran penyakit terutama penyakit malaria,” ungkap Lukman.
Ia menyambung, malaria adalah jenis penyakit serius dan bisa berakibat fatal bagi pengidapnya. Hal ini diakibatkan gigitan nyamuk Anopheles betina sudah terinfeksi parasit. Ia juga mendorong dilakukannya sosialisasi dan pencegahan kepada masyarakat agar semua pihak turut menjaga lingkungan tetap bersih dan menjaga kesehatan.
“Harapan kita bersama, dalam beberapa hari ke depan kami dapat mengumpulkan data yang baik untuk nantinya dapat kami laporkan ke Kementerian Kesehatan RI sehingga apa yang kita harapkan bersama Lombok Utara bebas malaria akan terwujud,” tutupnya.
Sementara, Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, ST., MT., menyampaikan pemerintah daerah melalui instansi terkait terus berupaya mengeliminasi kasus malaria. Upaya tersebut tidak semata mengejar predikat Bebas Malaria, tetapi lebih dari itu, kesehatan masyarakat terjamin dan bebas dari penyakit berbahaya tersebut.
“Kami mendukung penuh Tim Asesor untuk memberikan penilaian eliminasi malaria, beberapa hari ke depan dengan harapan Lombok Utara bebas penyakit malaria,” ucapnya.
Kusmalahadi menegaskan, mengeliminasi malaria memerlukan kolaborasi dan sinergi bersama antara seluruh tenaga medis dan elemen masyarakat. Mata rantai yang mendorong potensi penyebaran penyakit harus diputus.
“Dengan usaha ini, kita bersama baik tenaga medis, masyarakat, kepala OPD terkait tentu apa yang kita harapkan akan lebih mudah dalam ikhtiar kita bersama untuk mencegah penyebaran malaria di Lombok Utara,” imbuhnya. (ari)