Tanjung (Suara NTB) – Pemprov NTB dan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB kembali memberikan pendampingan kepada desa-desa dengan kasus stunting masih tinggi di Lombok Utara. Pendampingan tersebut dikuatkan dengan hadirnya instansi Provinsi di sela-sela peluncuran Posyandu Stunting dan penancangan Desa Cantik (Desa Cinta Statistik), di Vihara Jayawijaya, Dusun Tebango, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kamis, 8 Mei 2025.
Pada kegiatan tersebut, hadir langsung Kepala BPS Provinsi NTB, Dr. Wahyudin MM, Ketua Bidang I TP PKK NTB, Ir. Hj. Laele Prayntini Gita Aryadi, Ketua TP PKK KLU Hj. Rohani Najmul Akhyar, Ketua GOW KLU, RR Pungki Kusmalahadi Syamsuri, serta para pejabat daerah.
Wakil Bupati Lombok Utara, sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting, Kusmalahadi Syamsuri, ST., MT., menyatakan Posyandu Stunting di KLU menjadi yang pertama di NTB. Hal ini sebagai wujud komitmen menurunkan angka stunting dan memajukan sumber daya manusia di KLU.
“Menurut data angka stunting di KLU masih 13,5 persen. Diperlukan komitmen semua stakeholder, agar di tahun 2025 penurunan bisa signifikan,” ungkapnya.
Ia menyambung, pencanangan desa cinta statistik yang merupakan penilaian kompetensi aparatur dalam pengelolaan dan pemanfaatan data. Ditekankan bahwa seluruh perencanaan dan kebijakan di tingkat desa agar mengacu pada data sosial yang ada di desa tersebut sehingga program berjalan tepat sasaran.
“Tahun lalu Lombok Utara telah keluar dari daerah tertinggal namun angka kemiskinan di KLU masih tinggi yaitu sekitar 23 persen,” tuturnya.
Kesempatan yang sama, Kepala BPS NTB, Wahyudin, menyampaikan bahwa Presiden RI dalam Asta Ciptanya yang ke enam yaitu pembangun dari desa dalam rangka pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di perlukan data statistik yang berkualitas untuk melihat dan mengevaluasi setiap kegiatan dari tingkat desa.
“Sejak tahun 2022 kita sudah membina desa cinta statistik di KLU. Pada tahun ini kami kembali membina Desa Bentek, harapanya Desa Bentek bisa mewakili desa di NTB mendapat penghargaan secara nasional,” ungkapnya.
Wahyudin juga menyampaikan, BPS NTB sudah mempunyai Portal NTB Satu Data. Instrumen ini untuk lebih mudah mengelola data di setiap desa di NTB.
Ketua I TP PKK NTB, Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi, menyampaikan apresiasi setinggi tingginya atas Launching Posyandu Stunting di Lombok Utara sehingga penanganan stunting lebih intesif untuk terus menurunkan angka stunting, Berdasarkan penanganan stunting yang sudah TP PKK NTB lakukan sejak tahun 2020 dari kegiatan PKK kebersihan makanan dan makan pendamping asih sebagai kasus yang sering terjadi di NTB.
“Saya berharap para pengurus PKK dan semua kader baik di desa dan kabupaten untuk bersama sama berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting, Posyandu Stanting ini semoga sebagai contoh bagi kabupaten lainya dalam penanganan stunting di NTB,” tandasnya
Sementara itu Ketua TP PKK KLU Hj.Rohani Najmul Akhyar menyampaikan kegitan Launching Posyandu Stunting sebagai bentuk aksi nyata peduli terhadap anak anak generasi penerus bangsa, Kegiatan TP PKK dimulai dari pengoptimalan depalan posyandu yang ada di KLU sehinggu posyandu inilah sebagai prioritas dalam menurunkan angka stunting di Lombok Utara.
“Mohon dukungan semua pihak baik pemerintah dan masyarakat demi harapan kita menurunkan angka stunting di daerah KLU,” tuturnya.
“Kita tidak ingin berjalan ditempat melainkan berlari cepat dalam menuntaskan stunting di Lombok Utara,” imbuhnya. (ari)