Mataram (Suara NTB) – Empat Calon Jemaah Haji (CJH) embarkasi Lombok, dari Kloter 1 hingga 12 dipastikan gagal berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Gagalnya keberangkatan empat CJH ini rata-rata disebabkan oleh penyakit, satu di antaranya sedang hamil muda.
Plh Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Mataram, H. Suparlan mengatakan dua jemaah saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Salah satunya mengalami stroke sesaat setelah tiba kembali di Asrama Haji.
“Jemaah ini sebelumnya sempat dirawat di RSUD Provinsi dan sempat dinyatakan sembuh. Tapi saat kembali dan hendak berangkat di kloter 11, tiba-tiba mengalami stroke. Akhirnya kami rujuk kembali ke rumah sakit,” ujarnya.
Sementara satu jemaah lainnya yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) karena demensia karena faktor usia, dipastikan tetap berangkat. “Kondisinya sudah mulai tenang dan pagi tadi sudah bergabung kembali. Nantinya akan terus dalam pemantauan dokter kloter, dan kami juga menyiapkan pendamping khusus selama di Tanah Suci,” tambahnya.
Dengan tambahan dua jamaah yang tidak bisa berangkat karena hamil dan menderita Tuberkulosis (TB) aktif, maka total JCH yang gagal berangkat tahun ini menjadi empat orang. Empat orang yang gagal berangkat ini, kata Suparlan akan menjadi jemaah prioritas di tahun berikutnya.
“Hamil sama TB sama ini dua ya, jadi 4 gagal berangkat. Insyaallah nanti kalau tahun depan sudah kondisinya diprioritaskan sama Kemenag,” katanya.
Sementara itu, cuaca ekstrem di Arab Saudi juga menjadi perhatian petugas. Suhu terakhir dilaporkan mencapai 42°C. Saat ini, sembilan jamaah asal Indonesia tengah dirawat, tujuh di rumah sakit Arab Saudi dan dua lainnya di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Mereka menderita berbagai penyakit seperti pneumonia, gagal jantung, anemia, hingga demensia.
Meski demikian, pihak penyelenggara haji memastikan bahwa semua jamaah yang sakit tetap akan difasilitasi mengikuti puncak ibadah haji di Arafah.
“Kalau masih dalam perawatan pun, sistem di sana memungkinkan jamaah dibawa dengan ambulans atau bus menuju Arafah, karena haji itu puncaknya di Arafah,” tegasnya.
Dengan banyaknya jamaah lansia tahun ini, pihaknya mengimbau para jemaah untuk mengurangi aktivitas ibadah sunnah menjelang puncak haji. “Kurangi dulu umrah sunnah, hindari terik matahari, banyak minum air, makan buah, dan lakukan olahraga ringan di hotel,” imbaunya.
Petugas juga mengingatkan agar jamaah tetap menggunakan masker, terutama untuk mencegah penularan penyakit saluran pernapasan, mengingat jutaan jamaah dari berbagai negara berkumpul di satu lokasi. (era)