Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 667 anak yatim piatu (YAPI) asal Kota Mataram menerima Bantuan Sosial (Bansos) Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Yatim Piatu (YAPI).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan, saat dihubungi akhir pekan lalu, Jumat, 16 Mei 2025.
Bansos ini merupakan salah satu program bantuan sosial non-tunai dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, yang menyasar anak-anak yatim, piatu, dan atau yatim-piatu dari keluarga fakir miskin, rentan, disabilitas, dan atau tidak mampu.
“Sedang dicairkan bansos untuk anak yatim piatu di Kota Mataram. Yang sudah keluar bantuannya ada 667 anak, walaupun masih ada kendala, masih ada 133 yang belum bertransaksi,” ungkapnya.
Ia menerangkan bahwa yang menjadi kendala dari 133 anak yatim piatu yang belum mencairkan bantuannya adalah karena adanya perubahan sistem pencairan, yang sebelumnya dilakukan melalui Kantor Pos, dan kini beralih ke sistem transfer langsung melalui Bank Mandiri.
“Perubahan sistem ini menimbulkan kebingungan di lapangan karena banyak anak dan wali mereka belum memahami prosedur yang baru. Jika sebelumnya bantuan bisa diambil langsung di Kantor Pos, kini dana ditransfer langsung ke rekening atas nama anak. Karena anak-anak tersebut masih di bawah umur, proses pencairan wajib didampingi oleh orang tua atau wali,” terangnya.
Selain itu, terdapat pula kendala administratif, seperti kesalahan alamat atau dokumen pendukung yang belum lengkap. Menyikapi hal ini, pihak Dinas Sosial bersama Bank Mandiri tengah melakukan penelusuran ke alamat para penerima bantuan satu per satu, guna memastikan bahwa bantuan sampai ke tangan yang berhak.
Kriteria penerima bantuan YAPI meliputi anak yang berasal dari keluarga miskin dengan status yatim, piatu, dan atau yatim piatu, belum berusia 18 tahun, orang tua bukan ASN/TNI/Polri, serta anak belum atau tidak menikah. Verifikasi ulang dilakukan secara faktual terhadap dokumen anak, yang meliputi akta kelahiran, KTP wali atau orang tua yang masih hidup, dan Kartu Keluarga (KK).
Terkait nominal bantuan yang diterima per anak, Adnan menyatakan tidak mengetahui jumlah pastinya, karena besarannya bervariasi tergantung pada jenjang pendidikan anak, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.
“Dalam sistem kami tidak tercantum berapa nominalnya, kalau di Bank Mandirinya pasti ada,” ungkapnya.
Melalui program Bansos YAPI ini, pemerintah berharap para penerima yang merupakan anak-anak yatim, piatu, dan atau yatim piatu dapat memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup serta menunjang keperluan pendidikan. Termasuk di antaranya untuk membeli pakaian, makanan bergizi, biaya pendidikan, serta akses terhadap layanan kesehatan apabila anak dalam kondisi sakit. (hir)