Tahun 2025, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Sikur Kabupaten Lombok Timur (Lotim) meluluskan 358 siswa dari 11 kompetensi keahlian yang telah diajarkan. Dari seluruh lulusan tersebut, diyakinkan tidak ada yang jadi pengangguran atau siap bekerja.
Kepala SMKN 1 Sikur, Hasbi Ahmad usai acara wisuda siswanya kepada media, Sabtu, 17 Mei 2025 menjelaskan komitmennya untuk terus melahirkan generasi luar biasa dengan semangat dan capaian istimewa.
SMKN 1 Sikur ini berusaha untuk menjawab tantangan dunia kerja bagi para siswanya. Lulusan SMK dirancang melahirkan lulusan yang memiliki keterampilan yang bisa mengisi dunia kerja langsung.
Hasbi menyebut, pihaknya sudah sukses menggelar program magang luar negeri. Tercatat tahun 2025 ini, sebanyak 20 siswa tengah dipersiapkan untuk diberangkatkan ke Malaysia. Sampai saat ini, tercatat sudah 45 siswa SMKN 1 Sikur magang ke Malaysia.
“Tahun ini, datu siswa telah lebih dulu bekerja di Turki. Program ini bekerja sama dengan LPKWN Training City Center Mataram,” tuturnya.
Menurutnya, pola pendidikan di SMKN 1 Sikur dirancang agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri. Berbeda dengan sekolah lain yang menerapkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kelas XII, SMKN 1 Sikur sudah memulai Teaching Factory (TEFA) sejak semester dua kelas XI
Disampaikan, saat siswa kelas XII mulai dipersiapkan untuk masuk tahap magang kerja. Disebut, selain yang ke luar negeri sebanyak 43 siswa langsung diserap dunia kerja. Lulusan SMKN 1 Sikur ini bahkan mengikuti Purna Wiyata secara daring lewat zoom, karena sudah mulai bekerja.
Salah satu sekolah kejuruan favorit di Lotim yang kini berusia 15 tahun ini telah menorehkan sejumlah prestasi membanggakan. Di antaranya, predikat Kelas Wirausaha Terbaik 2023, pelaksana Teaching Factory terbaik SMK se-NTB 2024 dan penghargaan sebagai pelaksana Guru Tamu terbaik 2025.
Selanjutnya, disampaikan Hasbi Ahmad, melalui program NTB Makmur Mendunia Gubernur Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, SMKN 1 Sikur siap ikut ambil bagian mewujudkannya. Lewat kerja sama magang luar negeri ini, setelah tiga tahun rampungkan studi di sekolah selanjutnya satu tahun tambahan untuk penguatan kompetensi dan kemitraan.
Seluruh proses pembelajaran hingga Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dilakukan secara daring dan berbasis industri. Penilaian dikirim langsung oleh mitra tempat siswa magang. Empat siswa kelas XI telah bekerja di hotel kawasan wisata Tetebatu. Mitra hotel berbintang di Gili Trawangan sudah mengajukan minat merekrut lulusan SMKN 1 Sikur.
“Kepercayaan industri kepada kami luar biasa. Mungkin kami satu-satunya SMK di NTB yang siswanya magang kerja saat kelas XII, bukan sekadar PKL,” ucapnya bangga.
Hasbi menilai, PKL di kelas XII sering kali tidak maksimal karena kesiapan siswa masih terbatas. Karena itu, pihak sekolah menerapkan sistem TEFA sejak dini berdasarkan hasil analisa guru.
“SMK itu memang disiapkan untuk dunia kerja. Kalau siswa kelas XI sudah dianggap kompeten, biarlah industri yang menilai hasilnya,” tegasnya.
SMKN 1 Sikur saat ini telah menjalin kerja sama internasional dengan mitra dari Jepang, Malaysia, dan Turki. Kemitraan ini penting, mengingat keterbatasan industri lokal dalam menampung lulusan SMK.
Salah satu program unggulan sekolah adalah Kelas Wirausaha yang membina siswa sejak kelas X, di antaranya lewat program Gerobak Masuk Pasar dan Gerobak Pasar Desa. Program ini juga melibatkan orang tua dalam menentukan peminatan siswa sejak awal. Apakah masuk jalur industri, wirausaha, atau akademik.
Hasbi Ahmad menilai, generasinya yang ke 15 ini sangat istimewa. Banyak dunia usaha dan dunia industri yang tertarik menjalin kemitraan. Bicara pendidikan, sambungnya merupakan investasi masa depan. Selama menempuh studi di sekolah, mungkin melelahkan, tapi cara tersebut akan dirasakan nanti manfaatnya saat memasuki dunia kerja. (rus)