PENYALURAN Bantuan Sosial (Bansos) oleh Dinas Sosial NTB terhambat akibat adanya pergeseran anggaran di hampir seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov NTB.
Kepala Dinas Sosial NTB, Nunung Triningsih mengatakan bantuan sosial reguler dari Dinsos NTB saat ini masih dalam proses penganggaran. Bansos kan sedang proses efisiensi, jadi baru dapat dari Pokir, ujarnya kepada Suara NTB, akhir pekan kemarin.
Bansos reguler berbentuk bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Ada juga bantuan sembako untuk masyarakat yang membutuhkan, dan bantuan alat bantu untuk disabilitas. Bantuan reguler ini di luar bantuan yang ada di UPTD Dinas Sosial NTB. Semata-mata bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.
Anggaran yang dibutuhkan untuk pemberian bantuan sosial reguler KUBE sekitar Rp900 juta. Karena adanya pergeseran anggaran di beberapa dinas, termasuk Dinsos, untuk anggaran KUBe tahun ini belum ditentukan jumlahnya.
KUBe di anggaran murni itu ada sekitar Rp900 juta, sekarang kita sesuaikan karena ada pergeseran, terangnya.
Syarat mendapatkan bantuan KUBE, lanjut Nunung per kelompok minimal berisi 10 orang, mempunyai usaha, dan termasuk masyarakat kategori miskin. Rencananya, per satu kelompok akan diberikan bantuan uang tunai sekitar Rp10 juta. Dengan menyasar 10 kabupaten/kota yang ada di NTB.
Supaya dia bisa cepat keluar dari rantai kemiskinan, khusus untuk pemberdayaan. Kalau sembako per orangan untuk fakir miskin, lanjutnya.
Mantan Kepala DP3AP2KB ini mengatakan, angka kemiskinan di daerah NTB masih cukup tinggi, menyusul visi misi Gubernur NTB untuk mengentaskan kemiskinan, Dinas Sosial yang termasuk dinas strategis kata Nunung mengikuti langkah Inpres Nomor 4 Tahun 2022 terkait penghapusan kemiskinan, yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan beban pengeluaran, dan meminimalkan wilayah kantong-kantong kemiskinan.
Dinas Sosial, sambungnya telah merealisasi tiga upaya tersebut dengan adanya pelatihan di UPTD Dinsos. Sasaran pelatihan adalah wanita rentan rawan ekonomi dan sosial, keluarga rawan sosial dan ekonomi, dan untuk anak yang putus sekolah.
Harapan kita, Itu kegiatan yang bisa meningkatkan pendapatan. Setelah mereka dikasih pelatihan mereka menjadi masyarakat yang mandiri, terampil, dan mempunyai karakter yang kuat, ucapnya. (era)