spot_img
Jumat, Juni 20, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMDukung Pembentukan Satgas Anti Perundungan

Dukung Pembentukan Satgas Anti Perundungan

FENOMENA perundungan atau bullying di lingkungan sekolah menjadi perhatian serius berbagai pihak. Banyak kasus yang berujung tragis, termasuk anak-anak yang putus sekolah hingga meninggal dunia, membuat langkah preventif menjadi sangat mendesak. Salah satu upaya yang sedang digalakkan Dinas Pendikan Kota Mataram adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) anti perundungandi setiap sekolah.

Menurut Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, Ni Luh Arini, keberadaan Satgas anti perundungan sangat penting untuk menangani dan mencegah tindak kekerasan tersebut. “Dengan banyaknya kasus perundungan anak, keberadaan Satgas ini sangat bagus dan perlu ada,” ujarnya kepada Suara NTB melalui sambungan telepon, Rabu, 4 Juni 2025. Dia menegaskan bahwa Satgas jangan sekadar formalitas belaka, melainkan harus benar-benar berfungsi dengan anggota yang sudah terlatih dan kompeten dalam menangani kasus perundungan.

“Orang-orang yang duduk di Satgas ini harus benar-benar orang yang berkompeten dan sudah terlatih,” tambah Luh Arini. Hal ini dianggap krusial mengingat dampak buruk yang ditimbulkan bullying sangat besar, mulai dari terganggunya psikologis anak hingga kasus ekstrem seperti kematian korban perundungan.

Pembentukan Satgas ini sendiri merupakan langkah preventif yang diambil sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi. “Pencegahan sebelum terjadi lebih baik,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini. Ia juga menambahkan bahwa kondisi di beberapa daerah sudah sangat mengkhawatirkan dengan tren kasus perundungan yang semakin marak. Oleh karena itu, antisipasi melalui pembentukan Satgas menjadi hal yang sangat dibutuhkan agar tragedi serupa tidak terjadi di wilayah lain.

Terkait implementasi dan efektivitas Satgas ini, Luh Arini menekankan pentingnya pelatihan bagi para anggota Satgas sehingga mereka benar-benar mampu menjalankan tugasnya dengan baik. “Jangan sampai hanya sekadar ada Satgas tapi tidak berjalan efektif,” kata anggota dewan dari daerah pemilihan Cakranehara ini.

Dampak perundungan sendiri tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga psikologis dan sosial. Anak-anak yang menjadi korban seringkali mengalami tekanan berat yang bisa menyebabkan putus sekolah bahkan gangguan mental. Kasus-kasus yang berujung pada kematian telah menjadi alarm bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.

Pihak sekolah dan pemerintah diharapkan dapat bekerja sama untuk mengimplementasikan Satgas anti perundungan ini dengan serius, mengingat perundungan anak merupakan masalah yang tidak bisa dianggap remeh. Upaya ini juga diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi siswa selama berada di lingkungan sekolah. (fit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -










VIDEO