spot_img
Selasa, Juli 15, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATGas LPG Langka, Pelaku Usaha di Lobar Terpaksa Beli Hingga Rp25-27 ribu...

Gas LPG Langka, Pelaku Usaha di Lobar Terpaksa Beli Hingga Rp25-27 ribu per Tabung

Giri Menang (Suara NTB) – Pelaku usaha di Lombok Barat mengeluhkan kelengkapan gas LPG sejak beberapa pekan terakhir. Dampaknya, mengakibatkan pelaku usaha industri maupun UMKM terkendala berproduksi. Pelaku usaha pun terpaksa membeli di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), mencapai Rp25-27 ribu per tabung gas 3 kilogram atau gas subsidi.

Abdul Hadi, pelaku usaha Serbat Jahe LBS Mandiri Desa Langko mengungkapkan sejak beberapa hari terakhir gas LPG untuk produksi usaha langka. “Masalah kelangkaan gas LPG ini sudah parah. Sudah lebih dua minggu kesulitan beli sampai Mataram,” keluh Abdul Hadi, kemarin.

Dari hasil penelusurannya, diduga gas LPG terbatas salah satunya akibat pangkalan di daerah itu belum aktif beroperasi. Sulitnya gas LPG ini sangat berdampak terhadap usahanya. Bahkan, Senin kemarin ia baru bisa berproduksi pada siang hari karena harus mencari gas dulu hingga ke daerah Mataram.

“Kita harus cari dulu sana sini. Itu pun kalau kita dapat harganya di atas HET. Bisa sampai Rp27 ribu,” aku dia.

Dalam sehari, ia hanya membutuhkan tiga hingga empat gas LPG. Untuk produksi olahan jajan, ia bisa memproduksi hingga ratusan kantong. Sedangkan olahan Serbat Jahe, bisa mencapai puluhan saset.

Semenjak kesulitan gas LPG, produksi pun menurun. Ia mengaku bingung dengan kondisi ini, sehingga perlu ada langkah antisipasi dari Pemkab. “Karena kita terkendala produksi. Masyarakat juga sangat dirugikan kalau kami selaku UMKM pastinya tidak bisa beroperasi,”ujarnya.

Ia berharap agar ada upaya pengawasan lebih ketat dari pihak terkait agar peredaran gas LPG ini merata dan tidak dijual di atas harga HET. Ia juga mempertanyakan, di tingkat SPBE justru mengaku normal sementara di bawah kacau.

Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lobar turun inspeksi mendadak (Sidak) terhadap stok LPG. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan dan respons cepat terhadap permasalahan yang sering timbul dalam distribusi dan ketersediaan LPG, khususnya LPG bersubsidi (3 kg). “Ini untuk menjamin Ketersediaan dan Distribusi yang Merata Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan LPG bersubsidi tepat sasaran dan tersedia secara merata, terutama di daerah terpencil dan wilayah-wilayah yang rentan akses distribusinya,” terang Sekretaris Disperindag Lalu Wira Kencana.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh tim dari Disperindag di SPPBE PT Om Agus terkait stok ketersediaan gas LPG 3 Kg masih terpantau normal dan malah ditambah stoknya dari pertamina untuk SPPBE PT Om Agus.

Sebelum perayaan hari besar keagamaan, Idhuladha sebesar 13.000 ribu Ton atau 80%. Selama libur hari raya Idhuladha dari PT. Om Agus sendiri setiap hari ada 29 truk yang keluar mengangkut gas LPG. Satu truk bermuatan sebanyak 560 tabung.

Selanjutnya, tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan melanjutkan sidak dan pengawasan ke SPPBE PT Harapan Jaya Utama. Dari keterangan dari perwakilan PT Harapan Jaya Utama stok gas LPG 3 Kg terpantau masih aman dan ditambah juga stoknya sebesar 80% saat libur hari besar Keagamaan. Serta rata-rata truk yang keluar mengangkut gas LPG 3 Kg sebanyak 12-13 Truk dan satu truk berisi 560 Tabung.

Kesimpulan dari hasil pemantauan dan sidak yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan melalui tim bidang perdagangan stok gas LPG 3 kg masih aman dan terpantau normal. Tidak ditemukan hambatan dalam pendistribusikan gas LPG 3 kg dari SPPBE ke agen serta agen ke pangkalan. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO