Mataram (Suara NTB) – Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Master dalam Rangka Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi NTB Tahun 2025 yang berlangsung pada 17 Juli—19 Juni 2025. Kegiatan ini diikuti guru-guru SD dan SMP dari 10 kabupaten/kota di NTB.
Kepala Balai Bahasa NTB, Dwi Pratiwi menyampaikan, di hari kedua ini, Rabu, 18 Juni 2025, ada enam materi yang dipaparkan oleh narasumber setiap bahasa Sasak, Samawa, dan, Mbojo di kelas SD dan SMP.
Kegiatan dimulai pukul 08.00 Wita dengan pemaparan praktik baik pembelajaran Begolohan Bahasa Sasak oleh Lalu Teguh Maulana untuk peserta SD, dan secara paralel oleh Muhammad Hakiki untuk peserta SMP yang fokus pada pembelajaran pidato Bahasa Sasak.
Sesi dilanjutkan dengan praktik pembelajaran Bewaran oleh Yuyun Setiawaty untuk peserta SD dan pembelajaran Menembang (Tembang) oleh Sadarudin untuk peserta SMP. “Kedua pemateri ini juga melanjutkan sesi hingga pukul 12.00 Wita, memberikan wawasan mendalam tentang teknik penyampaian dan pelibatan siswa dalam pelestarian lisan sastra Sasak,” ujar Dwi.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pidato oleh Muhammad Hakiki dan pembelajaran Bewaran oleh Yuyun Setiawaty. Sesi dilanjutkan oleh Sadarudin. dengan materi Menembang untuk peserta SD dan Lalu Teguh Maulana yang kembali menyampaikan materi Begolohan untuk peserta SMP.
Menjelang sore, peserta kembali digugah semangatnya melalui sesi Mendongeng (Bewaran) oleh Sadarudin untuk guru SD dan penulisan puisi serta cerpen dalam Bahasa Sasak untuk guru SMP bersama pemateri Imam Safwan.
Sementara itu, kelas Bahasa Mbojo tidak kalah padat dan variatif. Dimulai pukul 08.00 Wita, para peserta dibagi ke dalam dua kelas: kelas SD mengikuti Praktik Menembang Bahasa Mbojo bersama Edy Mulyadi, dan kelas SMP mengikuti Praktik Menulis Aksara Mbojo bersama Munawar. Kegiatan ini berlanjut hingga pukul 10.00 Wita sebelum memasuki materi selanjutnya. Setelah itu, peserta mengikuti sesi Praktik Pidato Bahasa Mbojo oleh Suaidin di kelas SD dan Praktik Komedi Tunggal Bahasa Mbojo oleh Abdul Basith di kelas SMP. Kedua materi ini diberikan secara paralel hingga menjelang waktu istirahat.
Pada sesi siang, kelas Mbojo diisi dengan penguatan Praktik Komedi Tunggal Bahasa Mbojo oleh Abdul Basith di kelas SD dan Praktik Pidato Bahasa Mbojo oleh Suaidin di kelas SD. Setelah itu, peserta diajak mengeksplorasi metode mendongeng dalam bahasa Mbojo oleh Wawan Kurniawansyah, serta memperdalam kembali kemampuan membuat cerpen dan pembacaan puisi bersama Sudirman.
Peserta dari Guru SD dan SMP di Kabupaten Samawa juga mengikuti kelas yang sama. Kegiatan dimulai pukul 08.00 Wita dengan Praktik Baik Pembelajaran Pidato Bahasa Samawa oleh pemateri Burhanuddin di kelas SD. Pada saat yang bersamaan, sesi paralel lainnya diisi oleh Wiyanto yang membawakan Praktik Komedi Tunggal Bahasa Samawa (Bagesaq) di kelas SMP. Kedua sesi berlangsung hingga pukul 10.00 Wita.
Selanjutnya, peserta mengikuti sesi lanjutan Bagesaq bersama Wiyanto di kelas SD dan Penulisan Aksara Samawa bersama Kaharudin di kelas SMP, yang berlangsung selama dua jam. Sesi ini memperkenalkan pendekatan pembelajaran bahasa yang tidak hanya lisan tetapi juga tulisan, yang penting untuk penguatan literasi budaya lokal. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Mendongeng (Batuter) oleh Rosida Resyad di kelas SD dan sesi Menulis Cerita Pendek Bahasa Samawa oleh Dr. Suharli di kelas SMP.
Kegiatan ini berlangsung secara intensif selama dua jam berturut-turut, memberikan pengalaman menyeluruh tentang pengajaran narasi lisan dan narasi tulis dalam konteks lokal Samawa. Sesi berikutnya adalah Penulisan Aksara Samawa oleh Kaharudin di kelas SD dan Pembelajaran Balawas Samawa oleh Syamsuddin di kelas SMP.
Rencananya, kegiatan dilaksanakan hingga pukul 22.00 Wita dan pada Kamis, 19 Juni 2025 dilanjutkan dengan Penandatangan Komitmen Bersama Guru Master dan penutupan kegiatan. (ron)