Sumbawa Besar (Suara NTB) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, menyerahkan dua unit ambulans medan berat yang diperuntukkan bagi Puskesmas Kecamatan Ropang dan Orang Telu. Ini merupakan bagian dari komitmen dalam meningkatkan pelayanan ke masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau.
“Ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya di bidang kesehatan dan beberapa ambulans untuk daerah lainnya juga akan segera kita adakan,” kata Bupati yang akrab disapa Haji Jarot ini, kepada wartawan, Jumat, 20 Juni 2025.
Haji Jarot melanjutkan, ambulans yang diserahkan ini merupakan jenis ambulans dengan sistem penggerak empat roda (4×4). Kendaraan ini dirancang khusus untuk menjangkau daerah-daerah dengan kondisi jalan rusak, berlumpur, dan berbukit seperti Ropang dan Orong Telu.
“Kami berharap pelayanan kesehatan di daerah sulit semakin membaik, meski diakui bahwa upaya membangun akses jalan yang layak masih menjadi pekerjaan besar yang menanti perhatian semua pihak,” ucapnya.
Haji Jarot menyebutkan, dua unit ambulans tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025 dengan total anggaran Rp1,6 miliar. Pengadaan ini akan disusul oleh tiga unit ambulans tambahan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) yang kini sedang dalam proses penyusunan dokumen pengadaan.
“Total ada lima unit ambulans yang akan kita distribusikan, khusus untuk wilayah dengan medan ekstrem. Kita ingin memastikan bahwa semua warga, di mana pun berada, tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Haji Jarot, tidak menampik kendala terbesar yang dihadapi masyarakat di wilayah terpencil, yaitu buruknya kondisi infrastruktur jalan. Ia menyebut secara rinci kondisi jalan yang rusak parah di wilayah selatan dan pegunungan Kabupaten Sumbawa.
“Ruas Batudulang-Punik, Tepal – Tangkampulit, hingga Tangkampulit – Baturotok kondisinya sangat memprihatinkan. Baturotok ke Bao Desa dan Kelawis berlumpur, dan belum pernah diaspal seperti ruas Kelawis – Sebeok yang kini aspalnya sudah hilang,” jelasnya.
Haji Jarot menyebutkan, karena buruknya akses, warga di sejumlah desa seperti Batulanteh dan Orong Telu hanya bisa berbelanja kebutuhan pokok sekali dalam enam bulan. Pemerintah pun berkomitmen untuk menuntaskan persoalan dasar masyarakat tersebut.
“Kebutuhan anggaran untuk menuntaskan persoalan ini sekitar Rp380 miliar dan ini tantangan besar, tapi tidak bisa kita abaikan. Kita akan perjuangkan secara bertahap,” (ils)