Mataram (Suara NTB) – Balai Bahasa NTB melaksanakan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) untuk mahasiswa pada Jumat, 20 Juni 2025. Sebanyak 61 peserta dari dua universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) dan Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) hadir mengikuti UKBI untuk memperoleh sertifikat UKBI sebagai dokumen penunjang kelulusan.
Tim kerja UKBI memandu kegiatan dengan dibagi dalam dua tim. Hartanto selaku koordinator tim kerja mendamping mahasiswa UNW dan dan Desi Rachmawati mendampingi mahasiswa Ummat.
Di Universitas Muhammadiyah Mataram, pelaksanaan UKBI berjalan lancar. Sebanyak 30 mahasiswa mengikuti pengujian hingga seksi ketiga. Menurut mahasiswa, seksi dua menjadi seksi yang paling menantang. “Kepekaan terhadap kaidah baku berbahasa Indonesia diuji. Sementara itu, ketahanan dan pemahaman bacaan diuji dalam seksi ketiga, yakni membaca,” ujar Desi.
Pengujian di Universitas Nahdlatul Wathan juga berjalan tanpa kendala berarti. Sebanyak 31 siswa mengikuti UKBI dengan salah seorang peserta berhasil memperoleh predikat Sangat Unggul.
Kaprodi Pendidikan Bahasa Indonesia UNW, Ria Saputri, turut mendampingi kegiatan hari ini. Ia menyampaikan tes UKBI diharapkan dapat menjadi alat ukur kemahiran secara independen dan mampu membuat mahasiswa terus belajar.
Sebelumnya, Balai Bahasa NTB telah melaksanakan pendampingan kepada mahasiswa UNW dan Ummat. Pada Selasa, 17 Juni 2025, pendampingan kepada mahasiswa Ummat dalam menghadapi tantangan UKBI dilaksanakan di Gedung Tambora, Balai Bahasa NTB. Kegiatan ini ditujukan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang akan mengikuti sidang skripsi. Sertifikat UKBI menjadi syarat kelulusan seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Kegiatan pendampingan itu dipandu oleh Hartanto, selaku pemateri dari Balai Bahasa NTB dan Nurmiwati selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Mataram. Dalam arahannya, Ketua Program Studi menyampaikan keprihatinan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak gagal karena kesalahan dalam menjawab soal, melainkan karena persoalan teknis saat login. Ia juga menegaskan bahwa perbaikan mutu pembelajaran dan kesiapan teknis menjadi hal penting agar mahasiswa dapat mengikuti tes UKBI dengan lancar dan tidak perlu mengulang.
Hartanto menggenapi kegiatan pendampingan itu i dengan memberi bekal materi UKBI. Ia menyampaikan teknis pengerjaan soal dalam tiga sesi UKBI. Sebagai gambaran, Hartanto juga memberi simulasi singkat agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar dalam menghadapi UKBI ini. (ron)