spot_img
Senin, Juli 14, 2025
spot_img
BerandaBlogKampus Berdampak dan Kompilasinya

Kampus Berdampak dan Kompilasinya

Oleh: Tomy Michael

(Dosen FH Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)

MENUJU Indonesia Emas 2045, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Dan Teknologi memberikan perintah kepada kampus-kampus di Indonesia untuk menciptakan transformasi kehidupan masyarakat. Kampus tidak hanya memberikan memberikan pemahaman bagi mahasiswa sehinga lulus adalah poin utamanya. Kampus harus menjadi motor inovasi sosial dan ekonomi berkelanjutan termasuk ada hilirisasi apa yang telah dihasilkan. Jikalau demikian maka apa yang dilakukan kampus harus menunjukkan ciri khasnya. Mengacu pada keadaan praktiknya, kampus telah melakukan banyak hal tersebut bahkan melebihi yang disepakati. Misalnya seorang mahasiswa dengan pemikiran inovasi yang tinggi dapat menghasilkan rancangan paten. Artinya setelah mahasiswa lulus pun tetap ada kolaborasi dengan pihak kampus untuk menyelesaikan rancangan patennya.

Contoh lainnya yaitu penerbitan artikel di jurnal internasional bereputasi tinggi. Merancang naskah, mengerjakan revisi, mengolah data, menggunakan teori termasuk tes plagiasi adalah kegiatan yang harus dilalui. Mahasiswa akan mengolah pemikirannya bersama dosen untuk menghasilkan kolaborasi yang optimal. Program kampus berdampak juga membawa dampak bagi seluruh civitas karena ada pertanggungjawaban bahwa apa yang dimiliki mahasiswa akan memiliki daya guna termasuk apa yang disampaikan dosen memiliki kebaruan serta perluasan bagi masyarakat.

Pada bulan Mei hingga Juni ini saya melakukan kaji ulang akan program kampus berdampak di Kecamatan Wonoayu Sidoarjo dan Kecamatan Rungkut Surabaya. Dalam dua kecamatan ini kampus tidak lagi memberi bekal namun melakukan perubahan paradigma beserta akses komersialisasi bagi masyarakat. Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak sekadar berkutat pada pada apa yang dihasilkan. Pelaku akan terus jeli melihat peluang karena untuk mengesampingkan ketidakseimbangan hidup. Pola pikir dalam gig economy harus dilakukan karena semua peluang harus dijadikan acuan. Misalnya pelaku UMKM yang bergerak dalam produksi kerupuk akan memiliki kemampuan digital. Pelaku UMKM bisa membuka jasa desain industri yang pada akhirnya menjadi masukan bagi konsumennya. Rancangan desain indusrri pada akhirnya didaftarkan oleh konsumen atas dirinya sehingga peningkatan pemasukan lintas produk atau jasa pun terjadi. Harus ada jalan keluar ketika kebutuhan utama tidak lagi terpenuhi. Terkesan multitasking namun itu adalah kenyataan yang harus dihadapi.

Hal yang terlihat sepele dengan keberadaan kampus berdampak yaitu jalinan hubungan dengan pengguna. Misalnya jasa cuci pakaian hanya berfokus pada konsumen kos atau rumah tangga sementar di sekitarnya ada perusahaan atau apartemen. Tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalin kerja sama pertama kalinya. Kekhawatiran inilah yang harus dihilangkan yang bisa terjadi karena merasa pada zona nyaman.

Masyarakat menjadikan pengembangan keahliannya sebagai keterpaksaan karena tidak terjadi peningkatan ekonomi. Kampus berdampak juga menjalin kerja sama dengan pihak desa misalnya dalam pendampingan usaha, ketersiapan teknologi tepat guna atau perancangan alat berbasis bahan bakar ramah lingkungan. Kesemuanya membutuhkan keberlanjutan agar tidak terjadi sikap melepaskan diri dari program yang telah disepakati.

Apakah kampus berdampak memiliki kekurangan? Kekurangan yang tersaji bukan karena ketidakmampuan dari masyarakat melainkan keterbatasan akses. Seperti salah satu desa di Sidoarjo adanya kesulitan akses dalam memasarkan produk karena cukup terpencil. Kelemahan ini harus disiasati dengan pemikiran kreatif lainnya. Cara paling mudah yaitu promosi via media sosial dengan kombinasi kecerdasan buatan. Pada akhirnya terjadi kesatuan yang bernilai. Membicarakan kampus berdampak tidak hanya tanggung jawab kampus melainkan kehendak masyarakat untuk berubah haruslah dimiliki. Hasil memang tidak langsung diperoleh secara instan tetapi keberlanjutan yang terush ditingkatkan dan jalinan relasi dengan berbagai pihak adalah kemutlakan. Pada akhirnya pihak kampus harus juga melakukan perubahan pada strukturalnya dalam artian penciri khusus dipertahankan dengan cara-cara kreatif. Jalinan kerja sama global, mitra yang memiliki penelusuran digital dan penguasaan bahasa asing bagian dari kedaulatan kampus itu sendiri. Setelan cuek memang dibutukan namun tetap ada pembatasan agar hak dan kewajiban bisa terlaksana dengan baik. Opini merupakan hasil kajian dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Kecamatan Wonoayu Sidoarjo dan Kecamatan Rungkut Surabaya yang luaran teknologi tepat guna dan kekayaan intelektual sangat menonjol.(*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO