spot_img
Sabtu, Juli 19, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEPercepat Evakuasi Pendaki Asal Brasil di Rinjani, Gubernur NTB akan Pinjam Helikopter...

Percepat Evakuasi Pendaki Asal Brasil di Rinjani, Gubernur NTB akan Pinjam Helikopter PT AMNT

Mataram (Suara NTB) – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, memberikan atensi penuh terhadap insiden jatuhnya seorang wisatawan asal Brasil bernama Juliana (27) yang terjatuh di sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Sabtu, 21 Juni 2025.

Untuk mempercepat proses evakuasi ini, Iqbal mengatakan akan mengupayakan bantuan helikopter dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), yang memiliki helikopter khusus medan ekstrem.

“Kerahkan seluruh kemampuan terbaik kita. Jika memungkinkan, gunakan metode airlifting dengan helikopter khusus agar tidak kehilangan golden time penyelamatan,” ujarnya, Senin, 23 Juni 2025.

Iqbal menginstruksikan agar proses evakuasi dilakukan secepat mungkin. Sebab, peluang bertahan hidup seseorang hanya tiga hari.

“Pesan saya, bagaimana pun caranya, korban harus segera diselamatkan. Karena waktu seseorang untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi darurat hanya sekitar 72 jam, apalagi tanpa bekal. Jadi harus segera dievakuasi,” tegasnya.

Menurutnya, penyelamatan pendaki asal Brasil ini menentukan citra NTB di mata dunia. Bahkan, per hari ini, telah banyak masyarakat Brasil meminta kepada Presiden Prabowo Subianto melalui kolom komentar instagram Presiden untuk segera mengevakuasi korban.

“Ini selain kepentingan menyelamatkan korban juga soal reputasi kita sebagi tuan rumah bahwa kita mampu memberikan perlindungan terbaik kepada tamu-tamu asing yang mengunjungi NTB,” jelas Iqbal.

Yang menjadi kendala saat ini adalah kondisi geografis dan cuaca di lokasi. Korban diperkirakan terjatuh ke dalam jurang sedalam 400–500 meter, yang membuat proses evakuasi sangat berisiko.

Selain memastikan keselamatan pendaki, Gubernur juga mengingatkan pentingnya memastikan keselamatan para personel penyelamat yang masih bekerja di sekitar lokasi kejadian.

Menutup arahannya, Gubernur berharap proses evakuasi dapat segera membuahkan hasil dan korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

“Bagaimanapun caranya, mohon korban segera dievakuasi dan diselamatkan. Kejadian ini menjadi perhatian nasional di Brazil,” pungkasnya.

Hingga saat berita ini ditulis, proses evakuasi korban masih dilakukan. Dikatakan, upaya evakuasi ini menghadapi tantangan berat, terutama medan ekstrem dan cuaca berkabut tebal.

Proses evakuasi yang dilakukan oleh Tim Sar dimulai sejak hari terjatuhnya korban, yaitu pada Sabtu, 21 Juni yang mana pada pukul 14.00 pendahulu tiba di lokasi jatuh dan mulai memasang tali. Pukul 16.00 Wita, Korban dilaporkan semakin terperosok, dan tali 300 meter belum cukup menjangkau titik keberadaan korban. Pukul 19.38 Wita, peralatan dan logistik didrop.

Pukul 20.00, tim telah turun hingga 300 meter, tapi belum menjangkau korban, berusaha memanggil korban tapi tidak ada sahutan ataupun respons dari korban. Bahkan, salah satu anggota tim bermalam di tebing pada kedalaman 200 meter.

Di hari berikutnya, yaitu Minggu, 22 Juni 2025 tim SAR kembali melakukan penyambungan tali dan penggunaan drone thermal. Pukul 10.00 Wita, informasi visual dari drone menunjukkan korban tidak lagi berada di titik sebelumnya.

Adapun upaya lanjutan terganggu sebab adanya kabut tebal dan cuaca basah, sehingga drone thermal belum dapat digunakan maksimal. Untuk melanjutkan pencarian, tim memutuskan dua skema yaitu manual via tali dan udara via drone thermal. (era)

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO