Selong (Suara NTB) – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Lombok Timur (Lotim) menggelar Lomba Perpustakaan Tingkat Kabupaten. Senin, tanggal 23-24 Juni, tim juri melakukan visitasi lapangan di enam perpustakaan desa/kelurahan terbaik. Secara bergiliran, Senin kemarin tim juri mengunjungi tiga lokasi, yakni Perpustakaan Desa Kumbang Kecamatan Masbagik, Perpustakaan Desa Masbagik Utara Baru Kecamatan Masbagik dan Perpustaakan Lembah Ijo Kelurahan Ijobalit Kecamatan Labuhan Haji.

Hari kedua visitasi dilakuan Selasa, 24 Juni 2025 mengunjungi tiga lokasi, Perpustakaan Sepit Kecamatan Keruak. Perpustakaan Desa Sakra Kecamatan Sakra dan Perpustakaan Embung Kandong Kecamatan Terara. Enam perpustakaan terbaik itu merupakan pilihan dari 28 desa se Lotim yang mendaftar ikut lomba.
“Setelah kita seleksi, dari 28 menjadi 6 yang terbaik yang kita mulai visitasi hari ini,” terang anggota tim juri, Lalu Nasrun menjawab Suara NTB saat visitasi ke enam di Perpustakaan Lembah Ijo Kelurahan Ijobalit, Senin sore.
Dia menjelaskan, instrumen penilaian dalam lomba dibuat oleh Perpustakaan Nasional. Antara lain menilai presentasi kepala perpustakaan, menilai kondisi lapangan dengan memperhatikan kesesuaian komponen instrumen. “Kesesuaian instrumen dengan realitas lapangannya ini yang dinilai,” ucapnya. Instrumen dipakai terbaru dari Perpustakaan Nasional.
Adapun yang nantinya didaulat sebagai yang terbaik di kabupaten akan mengikuti lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat provinsi. Dari tingkat provinsi kemudian akan naik ke tingkat nasional. “Siapa juara I tergantung visitasi lapangan dan pengumumanya akan dibacakan pada tanggal 26 Juni 2025 mendatang,” paparnya.
Adapun anggota tim Juri terdiri lima orang, yakni akademisi dari Universitas Muhammadiyah Mataram, Muhammad Amin Saleh, S.Sos. M.Kom selaku Ketua Tim Visitasi. Perwakilan dari Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi NTB, IPI Lotim, Komunitas Jendela Literasi dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD). “Insya Allah akan diberikan uang pembinaan hadiah berupa piala dan piagam diserahkan pada saat festival literasii daerah pada awal November 2025,” ujarnya.
Dari 254 desa dan kelurahan se Lotim, diakui jumlah yang ikut terbilang sangat minim. Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Lotim, Khaerul Ihsan yang juga kepala Desa Masbagik Utara Baru salah satu nominasi terbaik kabupaten ini berharap ke depan bisa meningkatkan partisipasi desa dalam upaya membangkitkan perpustakaan desa.
Ketua Tim Visitasi, Muhammad Amin Saleh saat visitasi ke Lurah Ijobalit menyampaikan kunjungannya bukan seremonial. Akan tetapi, menelusuri proses administrasi. Proses terapannya dan proses pelibatan masyarakat terhadap keberadaan perpustakaan . Tim juri sudah siapkan instrumen pertanyaan. “Kami seperti tim akreditasi yang akan menyesuaikan program dan efeknya bagi masyarakat. Apakah prorgamnya sudah dilaksanakan tapi belum terarsip dengan baik,” ucapnya.
Lurah Ijobalit, Hasibullah menyambut tim juri bersama dengan pengurus Perpustakaan Lembah Ijo dengan penuh semangat. Dia menjelaskan setelah berdirinya Perpustakaan Ijobalit, banyak program dibuat. Salah satu tujuan hadirnya Perpustakaan Lembah Hijau ini diharapan bisa mewujudkan Lotim daerah literasi.
Perpustakaan Lembah Hijau Kelurahan Ijobalit dikonsep dengan bersinergi dengan Dinas Pariwisata. Gandeng dengan objek wisata. Ke depan akan ditaruh rak-rak buku di objek wisata. Pengunjung bisa menikmati indahnya Pantai Maiq Anyir Ijobalit sambil baca buku.
Kepala Perpustakaan Lembah Hijau, Lalu Abdul Fatah, menjelaskan perpustakaannya lahir dari kegelisahan anak-anak kampung yang terlalu banyak waktunya terbuang menggunakan gadget. Awalnya 500 judul disiapkan yang dikumpulkan sejak tahun 2021 sewaktu menempuh studi di Surabaya.
Fatah memulai perjuangannya mengelola perpustakaan dengan membuka kelas menulis kreatif. Dari kelas menulis inilah, tahun 2023 ia mulai ajak orang baca buku lewat medsos. Sekarang sudah ada 3 ribu judul buku koleksinya. Berbagai judul buku kini tersedia, mulai dari buku anak-anak, ekonomi, novel dan lainnya. Disebut, buku koleksi itu juga banyak ia dapat dari hibah Perpustakaan RI.
Perpustakaan Lembah Hijau ini juga dipersilahkan anak dan orang tua pinjam buku. Harapannya jangan sampai buku mubazir. Buku koleksinya juga diperbolehkan untuk dipinjamkan oleh kelompok/kumunitas.
Sambil terisak, Fatah menjelaskan perpustakaan yang didirikannya penuh perjuangan. Ia bertekad mengembangkan pariwisata menjadi wisata literasi. “Kami buatkan juga konsep kemah literasi. Kemah yang tak sekadar kumpul. Tapi bicarakan arah literasi di NTB,” ujarnya. (rus)