spot_img
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEJenazah Pendaki Asal Brasil Tiba di RS Bhayangkara untuk Diautopsi

Jenazah Pendaki Asal Brasil Tiba di RS Bhayangkara untuk Diautopsi

Mataram (Suara NTB) – Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana (27), akhirnya tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk menjalani autopsi, pada Rabu, 25 Juni 2025, pukul 22.46 Wita.

“Saat ini jenazah sudah sampai di RS Bhayangkara untuk selanjutnya akan dilakukan proses autopsi dan besok (Kamis, 26 Juni 2025) kami akan berangkatkan ke Denpasar, Bali,” ujar Plh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Mohammad Faozal.

Faozal menyebutkan, autopsi akan dilakukan Kamis, 26 Juni 2025 sekitar pukul 08.00 Wita. Autopsi dilakukan karena itu adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

Setelah autopsi selesai nantinya, jenazah korban akan langsung dibawa ke Denpasar, Bali melalui jalur darat. Dari sana jenazah akan dipulangkan ke Brasil.

Lebih lanjut, Faozal menyebutkan bahwa saat ini pihak kedutaan Brasil dan keluarga korban tengah berada di Sembalun, Lombok Timur. “Besok pihak kedutaan dan keluarga akan ke Rumah Sakit ini dan juga akan kami fasilitasi untuk kepulangan mereka,” tandasnya.

Sebagai informasi, WN Brasil tersebut dilaporkan jatuh ke arah Danau Segara Anak di sekitar titik Cemara Nunggal dengan kedalaman ratusan meter saat mendaki menuju puncak Gunung Rinjani. Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Kepala Balai TNGR Yarman dalam keterangan resminya mengatakan pihaknya menerima informasi jatuhnya pendaki tersebut pada pukul 06.30 Wita. Dalam waktu singkat, tim gabungan dari Balai TNGR, Basarnas Mataram, EMHC, Polsek Sembalun, dan Potensi SAR Lotim langsung bergerak. Pukul 12.00 Wita, tim pendahulu yang membawa peralatan vertical rescue sudah mencapai Pos 4, mendekat ke lokasi korban dan diperkirakan tiba di lokasi korban sekitar Pukul 15.00 Wita.

Posisi awal yang menjadi lokasi tempat jatuhnya korban diperkirakan mencapai 150 – 200 meter. Namun, pada Senin 23 Juni 2025 Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menyatakan korban ditemukan bergeser ke kedalaman 500 meter dari titik awal jatuhnya.

Berdasarkan pantauan dari drone, korban saat itu dalam kondisi tidak bergerak. Tim SAR gabungan berupaya keras melakukan evakuasi terhadap JDSP yang jatuh ke kedalaman ratusan meter tersebut

Pada 21 Juni 2025 Tim SAR gabungan menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia di kedalaman sekitar 600 meter.

Pada pukul 19.00 Wita, disebabkan oleh cuaca yang tidak memungkinkan, evakuasi korban diputuskan dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025 pagi dengan metode lifting (korban diangkat ke atas).

Kemudian, evakuasi dilanjutkan dengan menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun dengan cara ditandu. Selanjutnya, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara menggunakan mobil jenazah dari RSUP NTB. (mit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO