Mataram (Suara NTB) – Mindscape Terintegrasi dalam Model Pembelajaran Discovery (MITERDIS) merupakan inovasi yang dibuat oleh Rohani, S.Pd., seorang guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Mataram. Inovasi pembelajaran ini dibuat sebagai solusi untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa di SMPN 16 Mataram.
Rohani yang ditemui di Mataram menjelaskan, persoalan umum terkait proses pembelajaran di sekolah seperti kurangnya minat belajar pada peserta didik menjadi masalah yang dihadapi baik oleh maupun penyelenggara pendidikan. Hal tersebut juga dialami oleh SMPN 16 Mataram.
“Oleh karena itu, saya berinovasi dengan Mindscape Terintegrasi dalam Model Pembelajaran Discovery Learning,” katanya.
Inovasi Pembelajaran MITERDIS sendiri menggabungkan model pembelajaran discovery learning dan mindscape. Dalam proses ini, siswa melalui tahap model pembelajaran discovery learning, sedangkan mindscape sebagai alat media yang dibuat sendiri oleh siswa untuk mengingat satu konsep materi pada proses model pembelajaran tersebut.
Rohani menjelaskan, hal ini yang membedakan MITERDIS dari model pembelajaran discovery learning pada umumnya. MITERDIS merupakan metode mindscape yang diintegrasikan dengan model pembelajaran discovery learning dengan memasukkannya ke dalam lembar kerja peserta didiknya (LKPD).
Dalam LKPD tersebut, guru memberikan langkah pengambilan data dan terdapat perintah melengkapi mindscape dengan kata atau simbol gambar yang sesuai dengan konsep. Sehingga menjadikan konsep lebih mudah dipahami dan menarik dalam proses pembelajaran.
“Model pembelajaran discovery itu anak-anak menemukan konsep. Jadi bagaimana anak-anak menemukan dan merumuskan konsep-konsep itu melalui fasilitas yang kita siapkan. Setelah dia memahami konsep, untuk mempresentasikan siswa membuat media mindscape itu. Jadi itu kelebihannya menjadi menarik.
Metode mindscape juga memudahkan pembelajaran dengan menggabungkan semua gaya belajar. Sebagai contoh, gaya auditori ketika siswa lebih suka mendengarkan dan visual kinestetik simbolis saat siswa menciptakan pola dan menghubungkannya.
Namun, perlu diketahui, metode mindscape ini dilakukan berdasarkan kesesuaian materi dan karakteristik peserta didik. Dengan demikian metode mindscape ini memungkinkan dapat menyalurkan bakat dalam menggambar. Karena dalam metode ini siswa diberikan kesempatan untuk membuat mindscape-nya sendiri.
“Siswa dapat mengeksplorasikan segala kemampuanmya dalam menggambar dan mewarnai mindscape asalkan tidak mengurangi makna dari materi pembelajaran,” terang Rohani.
Adapun hasil mindscape yang dibuat siswa dapat dipajang di mading kelas atau dimasukkan ke perpustakaan yang dibuat menjadi majalah mindscape. Di samping itu bisa dipublikasikan melalui media sosial untuk publikasi karya siswa sekolah.
MITERDIS bertujuan memudahkan para siswa memahami konsep yang diajarkan. Inovasi pembelajaran yang dihasilkan oleh Rohani, merupakan bentuk keseriusan para guru, terutama SMPN 16 Mataram untuk mendorong semangat belajar siswa. Sehingga, peserta didik dapat memunculkan potensi terbaik mereka dan bisa menyumbangkan prestasi yang membanggakan. (sib)