spot_img
Sabtu, Juli 19, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURPerkawinan Anak Masih Jadi Tantangan Serius di NTB

Perkawinan Anak Masih Jadi Tantangan Serius di NTB

Selong (Suara NTB) – Kasus perkawinan anak masih jadi tantangan serius di NTB. Fakta ini membuat pemerintah perlu lebih serius untuk menanganinya. Salah satu program dihadirkan adalah menghadirkan Program Better Reproductive Health and Rights for All in Indonesia (BERANI), yakni program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Kanada

Perwakilan dari Tim Penggerak PKK Provinsi Hj. Lale Prayatni, dalam acara Gawe Gubuk di Aik Dewa, Rabu, 25 Juni 2025 menjelaskan, pada tahun 2024, NTB mencatatkan angka perkawinan anak sebesar 14,96 persen. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 5,90 persen. Bahkan pada tahun 2023, provinsi ini memuncaki angka nasional dengan 17,22 persen.

Dalam upaya menanggulangi masalah ini, Program BERANI II, yang telah berjalan sejak 2018 dan kini memasuki fase kedua hingga 2027, menjadi strategi utama. Program ini difokuskan pada pendekatan berbasis komunitas, meliputi pelatihan bagi pasangan muda dan edukasi kesehatan reproduksi.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB ini menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi ini. Dia menegaskan bahwa penurunan angka perkawinan anak merupakan tantangan serius. “Program BERANI II sangat strategis dalam mendukung penurunan angka ini, melalui sinergi dengan berbagai pihak di Lombok Timur,” ujarnya.

Pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, perangkat desa, dan mitra pembangunan aktif terlibat dalam mendukung program ini.

Menurut Qurrotaa’yun dari Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah IV Kemendagri, sinergi ini penting untuk optimalisasi keberhasilan BERANI II dalam meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan serta anak perempuan.

Dukungan dari mitra internasional, seperti Global Affairs Canada, juga menjadi faktor kunci dalam pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di NTB.

Novi Anggriani dari Global Affairs Canada menegaskan komitmen negaranya dalam mendukung Pemerintah Indonesia melalui BERANI II, tidak hanya melalui pendanaan tetapi juga transfer keahlian dan penguatan kapasitas lokal.

Bupati Lotim, H. Haerul Warisin, mengapresiasi kontribusi semua pihak yang terlibat dalam BERANI II. “Langkah ini adalah bukti nyata komitmen kita untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan,” ucapnya dengan tegas.

Di sisi lain, Bupati juga menekankan pentingnya menularkan keberhasilan BERANI II ke desa-desa lain di Lotim yang memiliki tantangan serupa. “Kita memiliki 254 desa dan kelurahan di Lombok Timur dengan jumlah penduduk hampir 1,5 juta. Kegiatan ini harus diperluas agar manfaatnya dirasakan luas,” tambahnya.

Sebelumnya, kegiatan serupa telah sukses dilaksanakan di Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, sebagai bagian dari upaya menyebarkan program ini ke seluruh pelosok daerah yang memerlukan.

Program BERANI II bukan hanya menjadi harapan, tetapi juga solusi nyata dalam mengatasi masalah perkawinan anak di NTB. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan angka perkawinan anak dapat terus turun dan kesejahteraan perempuan serta anak terjamin di masa depan. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO