Mataram (Suara NTB) – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Mataram masih terus berupaya memenuhi kuota siswa sebanyak empat rombel atau 144 siswa. Tercatat, sejak pendaftaran hari pertama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili, jumlah pendaftar baru berjumlah 25 orang. Keadaan tersebut memaksa pihak sekolah untuk menunggu limpahan murid dari sekolah lain.
Hal itu disampaikan Kepala SMAN 11 Mataram, Drs. H. Arofiq, ditemui di Mataram, Selasa, 1 Juli 2026. Ia mengatakan, kuota pada jalur lain, seperti prestasi, afirmasi, dan mutasi masih banyak yang belum terpenuhi. “Kemungkinan nanti hari-hari terakhir. Karena di sana-sini sudah penuh (kuotanya), mau tidak mau kan meluber (siswanya). Nah, kita yang dipinggir-pinggir itu memang kemudian dapat luberan itu,” ujarnya.
Pada jalur prestasi sendiri, dari total kuota 16 orang, yang mendaftar baru empat orang. Kuota pada jalur afirmasi sebanyak 43 orang, yang mendaftar hanya 17 siswa. Sementara yang mendaftar pada jalur mutasi tidak ada. Sedangkan untuk jalur domisili, hari pertama pendaftaran, yang mendaftar tercatat hanya empat orang. Sehingga bila ditotal, SMAN 11 Mataram baru menerima sekitar 25 orang.
Kuota-kuota pada jalur yang belum terpenuhi itu kata dia, nantinya akan dikonversi ke jalur domisili. Sehingga, kuota jalur domisili di SMAN 11 Mataram berjumlah 128 orang. “Total kuota jalur domisili sebanyak 128 itu merupakan akumulasi dari jalur-jalur yang lain yang tidak terpenuhi,” katanya.
Kekurangan pada jalur prestasi, afirmasi, dan mutasi tersebut diharapkan terpenuhi pada jalur domisili. Meski pada hari pertama pendaftaran jalur domisili, pihaknya baru menerima sebanyak empat orang.
Arofiq mengungkapkan beberapa alasan mengapa sekolah yang dipimpinnya sepi peminat. Di antaranya karena letak geografi SMAN 11 Mataram yang kurang strategis. SMAN 11 Mataram sendiri berada di tengah kampung dan jauh dari tepi jalan besar.
“Maka sekolah ini tidak nampak dari jalan raya. itu kendalanya yang paling besar. Jadi orang mencari sekolah harus masuk jalan-jalan kecil. Beda kalau sekolah ini kalau ada di luar sana di pinggir jalan, itu akan beda,” jelasnya.
Selain itu, sarana prasarana yang belum lengkap juga menjadi salah satu faktor kenapa SMAN 11 Mataram kekurangan siswa setiap tahunnya. “Saya katakan belum lengkap karena memang RKB (ruang kelas belajar) kita belum banyak. Belum seperti kelas-kelas (sekolah) yang lain. Bagaimana pun anak itu akan mencari sekolah-sekolah yang sarprasnya lebih baik,” tambahnya.
Meski demikian, ia berharap SMAN 11 Mataram dapat memenuhi kuota siswa pada SPMB tahun ini. Ia juga menekankan supaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB dapat memastikan penyelenggaraan SPMB berjalan sesuai ketentuan Juknis. “Kemudian masyarakat. terutama masyarakat yang punya power, punya kekuatan itu tidak memaksakan untuk bisa sekolah di luar domisilinya. Kalau PPDB kemarin kan banyak yang maksa,” pungkasnya. (sib).