Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB menargetkan hail produksi padi petani di tahun 2025 mencapai 1,6 juta ton. Jumlah ini bertambah 200 ribu ton dibanding tahun sebelumnya yaitu 1,4 juta ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhamad Taufieq Hidayat mengatakan bertambahnya target produksi di tahun ini sebab adanya optimalisasi lahan pertanian seluas 10,5 ribu hektar di NTB.
“Oplah itu kita dapat sebanyak 10.574 hektar, ini tersebar di tujub kabupaten/kota. Sekarang sedang Survei dan Investigasi Desain (SID). Kedua setelah itu baru dikontruksikan,” ujarnya.
Program ini menyasar lahan-lahan sawah tadah hujan yang selama ini hanya bisa panen sekali dalam setahun. Melalui optimalisasi lahan, diharapkan indeks pertanaman (IP) bisa meningkat dari 100 menjadi 200, atau dari satu kali menjadi dua kali panen dan seterusnya.
Anggaran yang disiapkan untuk optimalisasi lahan seluas 10,5 hektar sekitar Rp48,6 miliar. Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan hasil perhitungan alokasi dana untuk satu hektar dikali luas lahan yang akan dioptimalisasi.
“Jadi anggarannya itu sekitar Rp4,6 juta per hektar. Rp4,6 juta dikali 10,5 ribu hektar. Nanti kontriksinya misalnya kelompok tani dapat 50 hektar, jadi Rp4,6 juta dikali 50 hektar, itu yang di dapat supaya meningkatkan IP,” terangnya.
Tujuh daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan Oplah adalah Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa, Dompu, Kabupaten Bima, dan KLU. Sementara tiga daerah lainnya tidak mendapat alokasi karena lahannya sudah intensif ditanam hingga tiga kali setahun.
Dengan tambahan Oplah ini, Pemprov NTB optimistis mampu mendorong kenaikan luas panen tahun ini menjadi 310 ribu hektar, naik signifikan dari capaian tahun lalu yang sebesar 282 ribu hektar. Dengan target capaian produksi minimal 1,6 juta ton.
Dengan kondisi cuaca NTB yang sedang mengalami musim kering basah, Taufieq optimis bisa mencapai target tersebut. Apalagi pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan pompa dan irigasi pertanian kepada petani. “Kita ada bantuan pompa 5.553 unit, inilah kita mitigasi. Ditambah lagi ada optimalisasi lahan,” katanya.
Dibandingkan dengan tahun lalu, Pemprov NTB berhasil mencapai produksi 1,4 juta ton padi dengan kondisi kemarau kering. Dengan masih turunnya hujan memasuki musim kemarau ini, dipastikan NTB akan berhasil mencapai produksi minimal 1,6 juta ton. (era)