spot_img
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURMesin Pembuat Spandek dan Kanal C di UPT Logam Kotaraja Nganggur 

Mesin Pembuat Spandek dan Kanal C di UPT Logam Kotaraja Nganggur 

Selong (Suara NTB) – Mesin produksi milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam di Kotaraja, Lombok Timur (lotim), terpaksa menganggur. Padahal, peralatan senilai ratusan juta rupiah itu didatangkan untuk meningkatkan kapasitas industri lokal. Kendala utamanya mesulitan bahan baku dan kebijakan untuk tidak bersaing langsung dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Lotim, Muhammad Azlan saat dikonfirmasi kondisi ini saat ditemui di kantornya, Kamis, 3 Juli 2025.

Menurut Azlan, mesin yang memiliki spesifikasi cukup tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas, seperti spandek yang lebih tebal dan bagus, justru menjadi kendala..

“Kemudian, dari sisi biaya produksi karena spandek yang dihasilkan kualitasnya lebih bagus, lebih tebal, sehingga harga lebih mahal. Kalah saing dari sisi harga. Kita juga belum memiliki merek,” jelas Azlan, mengurai akar masalah operasional mesin.

Azlan menegaskan bahwa UPT Logam sengaja tidak memaksimalkan produksi spandek atau produk lain yang menjadi lahan UMKM lokal di Kotaraja. Kebijakan ini diambil untuk menghindari dampak negatif terhadap usaha masyarakat sekitar.

“UPT logam ini tak boleh ambil alih pekerjaan yang ada di Kotaraja. Tidak mau mematikan usaha UMKM. Khawatir protes,” tegasnya.

Dinas perindustrian hanya melakukan yang tidak dilakukan pelaku UMKM. Karena itu akan mematikan pendapatan masyarakat.

Akibatnya, mesin yang seharusnya menjadi tulang punggung produksi skala menengah itu nyaris tidak pernah beroperasi penuh sejak didatangkan. “Tidak pernah produksi khusus spandek sejak mesin didatangkan,” ungkap Azlan.

Sebelumnya, UPT Logam sempat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga melalui skema sewa senilai Rp50 juta per tahun pada tahun lalu sebagai sumber pendapatan asli daerah. Namun, kerjasama ini tidak diperpanjang. “Alasannya kesulitan bahan baku,” kata Azlan merujuk pada kendala yang dihadapi mitra tersebut.

Produksi kanal C sudah coba dilakukan, namun hasilnya tidaklah besar dan masukan yang diperoleh kecil. Target Pendapatan Asli Daerah ini pun tetap dak Operasional UPT Logam sendiri sangat terbatas.

Di tengah kondisi  ini, muncul secercah harapan. Azlan menyebutkan bahwa pada tahun 2025 ini, ada pengusaha dari Surabaya yang menunjukkan minat untuk bekerjasama. “Tapi belum ada informasi lebih lanjut,” terangnya.

Meski demikian, Azlan berharap besar pada potensi kerjasama baru ini. “Mudahan bisa diseriusin oleh pengusaha dari Surabaya,” pungkasnya.

Dia menekankan bahwa mencari pihak ketiga yang mau dan mampu merupakan solusi utama agar aset negara ini tidak terus mangkrak dan akhirnya menjadi beban.

UPT Logam Kotaraja kini menghadapi tantangan ganda. Yakni, menemukan solusi pasokan bahan baku yang berkelanjutan dan terjangkau, sekaligus merumuskan model operasi atau kerjasama yang tidak menggerus usaha UMKM lokal namun tetap mampu mengoptimalkan aset mesin canggih yang dimilikinya. Keberhasilan menarik investor dari Surabaya menjadi kunci harapan saat ini untuk membangkitkan mesin yang tertidur tersebut. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO