spot_img
Sabtu, Juli 19, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMSistem Parkir Digital Butuh Ketegasan

Sistem Parkir Digital Butuh Ketegasan

SEKRETARIS Komisi III DPRD Kota Mataram, Rino Rinaldi, S.H.,  mengatakan, pentingnya ketegasan dalam penerapan sistem parkir digital berbasis qris. Pasalnya, seluruh regulasi dan sumber daya sudah tersedia, tinggal dijalankan dengan konsisten oleh seluruh pihak yang terlibat.

“Semuanya sudah siap, SDM-nya sudah ada, titik-titik parkir juga sudah dilengkapi dengan sistem qris, tinggal dijalankan. Kalau ada petugas yang tidak bisa mengikuti aturan, kita bina dan latih. Tapi kalau tetap tidak bisa, ya sudah, selesaikan,” tegas Rino menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Kamis, 3 Juli 2025.

Menurut Rino, ketegasan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan aturan ini. Tanpa ketegasan dari petugas lapangan dan pengawas, sistem sebaik apapun tidak akan berjalan efektif. “Kalau tidak tegas, aturan sebagus apapun akan percuma,” ujarnya.

Politisi Partai Golkar ini juga menyoroti praktik di lapangan yang masih jauh dari harapan. Banyak juru parkir (jukir) yang belum memanfaatkan sistem qris dan karcis parkir resmi. Bahkan, ada jukir yang masih digantikan oleh orang lain yang tidak mendapat pelatihan dari pemerintah.

“Kadang kita lihat, seragamnya tidak dipakai, karcisnya tidak digunakan, dan yang bertugas bukan orang yang seharusnya. Ini yang harus diawasi,” tambah Rino.

Lebih lanjut, anggota dewan dua periode ini menegaskan pentingnya pengawasan dari Dinas Perhubungan sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung di lapangan. Ia meminta agar pengawasan dilakukan secara aktif, bukan hanya formalitas atau bersifat acak. “Turun langsung ke lapangan, jangan hanya cek acak. Kalau tidak, PAD (Pendapatan Asli Daerah) kita akan tetap bocor,” ujarnya.

Penerapan sistem parkir digital ini disebut sebagai langkah strategis Pemkot Mataram untuk menekan kebocoran PAD dari sektor parkir. Karena itu, selain pembinaan, pemerintah juga akan menerapkan sistem reward and punishment terhadap petugas di lapangan.

Bagi petugas yang menjalankan tugas dengan baik dan berhasil meningkatkan pendapatan, sebaiknya diberikan penghargaan. Sebaliknya, bagi yang tidak menjalankan aturan atau menolak sistem, sanksi akan diberlakukan. “Reward and punishment itu penting. Kalau bagus, kasih penghargaan. Kalau sudah dilatih tapi tidak mau berubah, ya kita beri sanksi,” tegasnya.

Sebagian pelanggaran, menurutnya, bisa jadi disebabkan oleh keterbatasan kemampuan teknis, seperti penggunaan gadget. Oleh karena itu, pelatihan akan terus dilakukan agar tidak ada alasan lagi untuk tidak menjalankan sistem yang sudah ditetapkan. (fit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO