spot_img
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMTanpa Niat Bersaing, Ojol Lokal Mataram Sambut Positif Wacana Kenaikan Tarif

Tanpa Niat Bersaing, Ojol Lokal Mataram Sambut Positif Wacana Kenaikan Tarif

Mataram (Suara NTB) – Rencana pemerintah menaikkan tarif ojek online (Ojol) nasional hingga 15 persen disambut dengan berbagai reaksi. Namun bagi pengemudi Ojol lokal di Kota Mataram, wacana ini justru dipandang positif dan bukan sebagai ajang untuk bersaing.

Pelaku Ojol lokal seperti Joki menegaskan bahwa mereka tetap menghargai pengemudi dari aplikasi besar, karena pada dasarnya profesi mereka sama, mencari nafkah dengan cara sama.

Salah seorang pengemudi dari layanan Joki, Yudi, menyebut bahwa ia tidak pernah melihat pengemudi aplikasi besar sebagai kompetitor. Justru, ia mengaku saling mengenal dan sering bertegur sapa di jalan atau saat menunggu penumpang.

“Kami tidak merasa bersaing. Sama-sama narik, sama-sama cari makan. Kalau makin banyak yang melirik dan pakai ojol lokal lagi, ya alhamdulillah. Tapi kami nggak niat ngambil pelanggan orang. Itu teman-teman juga,” ujarnya kepada Suara NTB, Kamis, 3 Juli 2025.

Ia menjelaskan bahwa mayoritas pengguna Joki adalah pelanggan tetap, termasuk pelaku UMKM makanan, katering rumahan, hingga toko sembako yang membutuhkan jasa antar barang setiap hari. Sistem pemesanan yang sederhana, cukup lewat WhatsApp atau telepon, membuat layanan ini tetap diminati.

“Kami punya pelanggan sendiri. Ada yang tiap hari kirim makanan, ada juga yang jualan online. Mereka udah biasa pakai kami karena gampang. Tinggal hubungi, langsung jalan,” katanya.

Saat ditanya mengapa tidak bergabung dengan platform besar seperti Grab atau Gojek, Yudi menyebut beberapa alasan. Selain sistem pendaftaran yang menurutnya lebih rumit dan padat persyaratan, ia juga merasa lebih nyaman dengan pola kerja Joki yang tidak bergantung pada algoritma atau potongan aplikasi.

“Pernah ditawari, tapi saya pikir lagi. Di aplikasi besar banyak potongan. Harus jaga rating, kejar order, kadang belum tentu cukup. Di sini (Joki), tarif jelas, pelanggan jelas,” jelasnya.

Tarif yang dikenakan ojol lokal berkisar Rp10 ribu untuk dalam Kota Mataram, dan Rp12 ribu hingga Rp15 ribu untuk wilayah sekitar seperti Lombok Barat. Layanan ini termasuk dalam kelompok ojol lokal yang tetap aktif di Mataram, bersama Fast Kurir, Antar Cepat, Becatan, Fast Courier, Onma Indonesia, Marjek, Lojek, M-Jek, dan Zendo.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) saat ini masih memfinalisasi skema penyesuaian tarif ojol nasional. Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022, NTB termasuk Zona III bersama Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tarif batas bawah di zona ini adalah Rp2.100 per kilometer dan batas atas Rp2.600 per kilometer. Biaya minimal perjalanan berkisar Rp10.500 hingga Rp13.000. Jika rencana kenaikan 8–15 persen diterapkan, tarif baru akan berada di kisaran Rp11.340 hingga Rp14.950.

Di tengah dinamika ini, Yudi menegaskan bahwa ia dan rekan-rekan ojol lokal tetap fokus pada pelayanan yang jujur dan akrab dengan pelanggan. “Kami bukan aplikasi besar, tapi kami tetap bisa bantu orang yang butuh. Itu sudah cukup buat kami,” tutupnya.(hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO