Giri Menang (Suara NTB) – Wakil Bupati Lombok Barat, Hj. Nurul Adha mengingatkan kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah atau OPD terkait dalam penanganan stunting lebih fokus pada sasaran. Bukan lebih banyak menganggarkan untuk kegiatan rapat. Sebab sasaran untuk penanganan stunting ini mencapai 9.74 persen atau sekitar 5.500 balita dan anak yang masuk dalam kategori tubuh pendek ini.
Wakil Bupati Lombok Barat, Hj Nurul Adha mengatakan untuk penanganan stunting ini, Pemkab butuh anggaran sekitar Rp6 miliar untuk pemberian susu khusus stunting selama tiga bulan. Namun anggaran yang tersedia hanya Rp3 miliar, sebagian anggaran itu pun hasil dari penyisiran di OPD yang terkait.
“Bahkan Bupati sampai mengintruksikan pembatalan penggunaan anggaran Rp1 miliar untuk pembelian telur tersebut dan mengantinya dengan susu khusus,” tegas Wabup sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Lobar ini.
Pihaknya sedang mencari tambahan anggaran. Pihaknya juga sudah sepakat untuk mengefisiensikan sejumlah anggaran beberapa OPD yang dinilai mubazir dan tidak penting seperti rapat untuk dialihkan pada pemberian susu. “Kami penyisiran anggaran di OPD. Dan anggaran rapat-rapat dikurangi, harus lebih banyak ke sasaran,” tegasnya.
Pemberian susu ini sesuai hasil konsultasi tim Percepatan Penurunan Stunting Lobar kepada dokter spesialis. Termasuk merunjuk pada regulasi Permenkes yang mengatur penurunan stunting. “Kajian dari dokter spesialis untuk penanganan anak stunting harus dengan susu. Dan penanganannya hanya butuh tiga bulan,” terangnya.
Wabup menegaskan pemberian susu itu hanya untuk bayi balita 0-2 tahun. Sedangkan untuk usia 3 sampai 5 tahun, akan coba dialokasikan melalui anggaran Dana Desa. “Kami lintas sektoral (OPD) ini berkomitmen menyelesaikan stunting. Di dana desa ada anggaran untuk penangganan stunting ini akan kami intervensi,” ungkapnya.
Penyusunan konsep kerja pelaksaan pemberian susu tambahan itu segera dilakukan. Bahkan dalam waktu dekat ini seluruh kader kesehatan akan dikumpulkan. Sebab Wabup mengatakan Pemda akan kerja cepat dan tepat dalam penanganan stunting. “Kita ingin pastikan bagaimana susu ini bisa nyampai ke mulut bayi stunting ini. Pengadaan akan melalui Dikes dan ada juga dari DD kemudian dari puskesmas disebar ke Kader,” pungkasnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar, H. Zulkifli mengungkapkan angka stunting Lobar sudah turun dua digit di angka 9.74 persen. Dampak langkah pencegahan munculnya kasus stunting baru.
“Penurunan ini karena upaya kita menekan untuk tidak muncul kasus stunting baru. Kita lakukan pencegahan dan termasuk pemberian makanan tambahan,” bebernya.
Sedangkan bagi anak yang sudah terkenan stunting akan mengikuti penanganan yang disarankan Wabup Lobar untuk pemberian susu tambahan. (her)