Giri Menang (Suara NTB) – Sejumlah Daerah di Lombok Barat diterjang banjir, pada Minggu, 6 Juli 2025 sore. Beberapa daerah yang terkena banjir sebagian wilayah Labuapi dan Narmada. Banjir dipicu tingginya intensitas hujan yang mengguyur daerah Lobar dan sekitarnya. Banjir merendam ratusan rumah di beberapa wilayah tersebut.
Informasi diserap media, di wilayah Labuapi sejumlah titik diterjang banjir seperti di dusun Jerneng Desa Terong Tawah, air mulai merendam rumah warga sekitar pukul 17.00 Wita. Ada sekitar 20 rumah warga yang terendam, terutama rumah yang posisi rumah berada di pinggir sungai. “Sekitar pukul 17.30 Wita air melalui naik (banjir), ada sekitar 20 rumah yang terendam,” kata Kadus Jerneng Mekar, Zulfahmi.
Air yang merendam rumah warga, datang dari luapan air sungai, sehingga kebanyakan warga yang terdampak ini, warga yang rumahnya berada di pinggir sungai. Namun banjir tidak berlangsung lama, sekitar pukul 19.00 Wita air sudah mulai surut, dan tidak ada korban, baik korban jiwa maupun materil. “Sekitar pukul 19.00 habis salat magrib air sudah surut,” paparnya.
Banjir bandang juga menerjang tiga dusun di Desa Lembuak Kecamatan Narmada. Daerah ini langganan banjir, pasalnya tiap kali hujan pasti tergenang. Namun banjir kali ini terparah, ketinggian air hingga dada orang dewasa. Kades Lembuak Samsir Kadarisman menerangkan bahwa banjir terjadi sore hari, sebelum waktu Ashar. “Kali ini (banjir) tumben yang parah,” kata dia, dikonfirmasi Minggu petang, 6 Juli 2025.
Tiga dusun yang terkena banjir, yakni Lembuak Timur, Lembuak Tengah dan Lembuak Barat. Warga yang terdampak sekitar 600-700 KK, kalau jiwanya dipekrirakan ribuan orang. Hingga jelang Magrib, banjir sudah mulai surut. Namun dikhawatirkan air naik lagi karena hujan susulan. Daerah ini menjadi langganan banjir, dimana airnya berasal dari luapan air sungai di sebelah Utara dan Selatan air dari jalan raya meluap ke pemukiman warga. Diperparah ada perbaikan saluran dan terotoar jalan provinsi ini tidak berfungsi sehingga semua aliran air pun mengalir ke pemukiman warga. “Diperparah juga bagian hilir (saluran) kecil,” imbuhnya.
Solusi jangka panjangnya, menurutnya perlu dibangunkan parit atau saluran di jalan raya itu dan dibangunkan bak kontrolnya. Namun pihaknya tidak bisa menangani itu karena itu kewenangan mabupaten dan provinsi. Di samping butuh anggaran besar. Sungai yang meluap juga dipicu sedimentasi yang menyebabkan mengalami kedangkalan yang parah. Untuk menormalisasi sungai itu terkendala banyak bangunan di bagian atasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD H. M. Sabidin menerangkan Lobar relatif aman hanya di Lembuak yang airnya masuk masuk rumah warga. Sedangkan yang lain banjir hanya halaman rumah yang terdampak.
“Sedangkan di wilayah Labuapi, banjir penyebab utamanya jika hujan 1 salurannya tersumbat sampah. Selain itu, adanya air kiriman dari Loteng hingga menyebabkan air sungai meluap,” imbuhnya.
Banjir kali ini hanya persoalan saluran pembuangan tersebut hingga air ke rumah warga, namun tidak sampai masuk kedalam rumah. “Tim TSBD sejak sore tadi turun patroli, sedang didata,” ujarnya. Sejauh ini belum ada data yang terdampak. Camat Narmada Sumasno mengatakan kondisi air surut dan terkendali. “Tidak ada korban jiwa tapi barang-barang dalam rumah warga di 3 dusun terendam tak terselamatan habis basah,” imbuhnya. (her)
Banjir menerjang sebagian daerah Labuapi dan Narmada pada Minggu sore, 6 Juli 2025.