spot_img
Rabu, November 12, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMAngka Stunting di Mataram Capai 7,6 Persen

Angka Stunting di Mataram Capai 7,6 Persen

Mataram (Suara NTB) – Kasus stunting di Kota Mataram belum mengalami penurunan signifikan. Data di bulan Mei 2025, angka anak bertubuh pendek mencapai 7,6 persen. Disatu sisi, target sampai akhir tahun 2025 mencapai 5 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H. Emirald Isfihan menerangkan, berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat jumlah angka stunting di Kota Mataram sampai bulan Mei 2025 mencapai 7,6 persen. Angka ini hampir sama dengan survei status gizi Indonesia (SSGI). Pihaknya menargetkan angka anak bertubuh pendek di Mataram mencapai 5 persen di akhir tahun 2025. “Masih ada sisa waktu lima bulan kedepan untuk mengejar target 5 persen,” terangnya dikonfirmasi kemarin.

Menurut Emirald, menekan kasus stunting membutuhkan waktu intervensi yang cukup panjang. Anak stunting tidak sama seperti orang sakit biasa meminum obat dan sembuh. Pihaknya harus mengejar  capaian berat dan tinggi badan sempurna. Upaya dilakukan adalah memberikan suplemen pada anak sunting. “Jadi bukan sakit biasa minum obat kemudian sembuh,” katanya.

Strategi dilakukan untuk menekan kasus stunting adalah edukasi serta memberikan protein tinggi. Pola intervensi lainnya untuk pemeriksaan rutin ibu hamil, pemeriksaan ultrasonografi gratis dan gerakan sayang ibu hamil dengan melibatkan suaminya untuk memberikan nustrisi yang cukup untuk mencegah balita lahir premature.

Sementara, pola asuh menjadi kewenangan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Pola asuh rutin dilakukan melalui edukasi pada ibu hamil dan lain sebagainya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram, H. Muhammad Carnoto menerangkan, tim percepatan penurunan stunting mulai turun ke kecamatan untuk mengidentifikasi permasalahan maupun kendala penurunan angka stunting di tingkat kelurahan maupun lingkungan. Hasil pemantauan akan dievaluasi di tingkat kota.

Secara Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) angka stunting turun 6,9 persen di bulan April 2025. Capaian ini menuju target penurunan lima persen sampai akhir tahun 2025. “Alhamdulillah, data PPGBM kita turun jadi 6,9 persen di bulan April,” terangnya.

Pola asuh orang tua dinilai menjadi tantangan utama penurunan stunting di Kota Mataram. Carnoto menegaskan, koordinasi lintas sektor dibutuhkan untuk menekan kasus tersebut. Salah satunya koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram, guna meminimalisir perkawinan anak.

Selain itu, mengurangi potensi kelahiran terlalu banyak, terlalu tua,terlalu muda, dan terlalu dekat. “4T ini juga perlu kita cegah, karena menjadi salah satu pemicu stunting,” sebutnya.

Pihaknya sering mewanti-wanti tim pendamping keluarga untuk mengingatkan 1.000 hari pertama kehidupan. Hal ini paling ampuh untuk penurunan stunting secara signifikan. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting mengalami penurunan dari sebelumnya 25 persen menjadi 22,5 persen. “Data SSGI juga kita mengalami penurunan signifikan dibandingkan provinsi justru kasus stunting meningkat,” pungkasnya.

Carnoto mengharapkan kolaborasi dan koordinasi dengan lintas sektor dibutuhkan untuk menekan kasus stunting tersebut. Pemberian makanan sehat dan bergizi, menjaga pola asuh, serta menekan kasus pernikahan anak. (cem)

IKLAN











RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO