Kota Bima (Suara NTB) – Pemerintah Kota (Pemkot) Bima terus menunjukkan komitmennya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Salah satunya dengan rencana pemasangan 30 titik CCTV untuk mengawasi warga yang masih membuang sampah sembarangan.
Rencana ini muncul setelah viral di media sosial aksi pengunjung yang seenaknya membuang sampah di Pantai dan Taman Amahami, Minggu (21/9/2025). Padahal sehari sebelumnya, Sabtu (20/9/2025), Pemkot bersama ribuan orang turun ke jalan dan kawasan wisata dalam kegiatan bersih-bersih massal. Sayangnya, keesokan harinya sampah plastik dan sisa makanan sudah kembali menumpuk di sekitar kawasan tersebut.
Taman Amahami sendiri selalu ramai setiap Minggu. Kawasan ini menjadi tujuan warga Kota maupun Kabupaten Bima untuk berolahraga sekaligus berkuliner. Puluhan UMKM menjajakan dagangannya sejak pagi hari, membuat pengunjung membludak dan volume sampah meningkat.
Pantauan Suara NTB di lokasi, petugas dari DLH turun langsung mengingatkan setiap warga agar membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
Menanggapi kondisi itu, Wali Kota Bima, H. A. Rahman, menegaskan pihaknya segera memasang 30 titik CCTV baru, termasuk di kawasan Taman Amahami. Langkah ini untuk mengawasi dan memberi efek jera bagi warga yang masih keras kepala membuang sampah sembarangan.
“Saya sudah minta Dinas Kominfo untuk memasang 30 titik CCTV baru, termasuk CCTV di Taman Amahami,” bebernya dalam Rapat Koordinasi lingkup Pemerintah Kota Bima di Aula Maja Labo Dahu Kantor Wali Kota Bima, pada Senin (22/9/2025).
Ia menyampaikan, menjaga kebersihan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Gerakan Kota Bima BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Asri) membutuhkan kesadaran kolektif dari seluruh lapisan masyarakat.
“Gerakan Kota Bima BISA bukan muncul tiba masa tiba akal, melainkan melalui kajian matang dengan melibatkan para akademisi hingga pemerhati lingkungan,” ucapnya.
Rahman menekankan, persoalan sampah bukan hanya isu lokal. Hampir semua pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia menghadapi masalah serupa. Karena itu, ia mendorong perubahan kebiasaan masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Sudah saatnya kita mulai merubah kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai pada setiap kegiatan. Pemkot sudah memulai tiap rapat dengan memakai gelas atau cangkir, para ASN diwajibkan membawa tumbler sendiri. Hal ini saya harap bisa diikuti seluruh masyarakat,” paparnya.
Menurutnya, jika semua pihak bergerak bersama, produksi sampah plastik bisa berkurang. Ia juga meminta masyarakat membiasakan memilah sampah organik dan non-organik sejak dari rumah tangga.
“Metode ini yang mulai kita ubah. Jangan lagi ambil buang semua sampah, tapi pisahkan sejak dari rumah,” tuturnya.
Rahman mengakui, langkah awal ini tidak mudah. Namun, katanya, perubahan harus dimulai dari diri sendiri. “Memulai hal baik memang berat. Tapi ini harus dimulai sekarang, dimulai dari dalam diri kita sendiri. Lambat laun masyarakat akan sadar dengan sendirinya,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, menilai perubahan perilaku masyarakat memang membutuhkan waktu, kesabaran, dan keteladanan. “Mengubah perilaku memang cukup berat. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah melekat menjadi keterbiasaan, kemudian berubah menjadi budaya. Itu butuh proses panjang,” ujarnya dalam kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kota Bima tahun 2025, Selasa (23/9/2025).
Ia mencontohkan kebiasaan sebagian warga yang masih membuang sampah di sungai. “Keluarga kita di sepanjang sungai masih suka membuang sampah sembarangan. Karena sudah terbiasa dalam waktu lama, kehadiran gerakan BISA yang baru beberapa bulan ini memang belum bisa langsung merubah (sikap buruk tersebut). Kita perlu mencari keyakinan bagaimana memberikan sanksi sosial terhadap perilaku menyimpang itu, karena tidak ada rasa malu bagi masyarakat yang sudah menganggapnya hal biasa,” terangnya.
Feri juga mengingatkan bahwa kegiatan bersih-bersih massal harus diikuti dengan kesadaran menjaga kebersihan secara berkelanjutan. “Contohnya hari Sabtu Pemkot menggelar clean up day, membersihkan sampah di sekitar Taman dan Pantai Amahami. Tapi sehari setelahnya, sampah kembali berserakan. Kebiasaan-kebiasaan ini yang perlu terus kita edukasi dan sosialisasikan, supaya masyarakat mau berubah,” pungkasnya.
Dengan pemasangan CCTV di sejumlah titik strategis, Pemkot Bima berharap masyarakat lebih disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Aksi buang sampah sembarangan yang merusak wajah kota diharapkan bisa ditekan, sekaligus menumbuhkan budaya baru yang lebih peduli pada lingkungan. (hir)

