Mataram (Suara NTB) – Dinas Pariwisata Kota Mataram tidak ingin memasang target muluk-muluk pada penyelenggaraan MotoGP tahun ini. Tingkat okupansi hotel ditargetkan 80 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra menerangkan, hasil koordinasi dengan Asosiasi Hotel Mataram bahwa tingkat hunian atau okupansi hotel masih 50 persen. Jumlah ini diprediksi akan mengalami peningkatan pada H-3 penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika. Ia menargetkan tingkat hunian mencapai 75-80 persen. “Kita target sampai pelaksanaan MotoGP hunian bisa mencapai 80 persen,” sebut Cahya ditemui pada, Rabu, 1 Oktober 2025.
Rendahnya hunian hotel pada ajang balap motor kelas dunia tersebut, dipicu berbagai faktor. Diantaranya sebut Cahya, jumlah penerangan langsung (direct flight) sedikit, harga tiket pesawat mahal, dan harga kamar hotel juga melonjak signifikan.
Mantan Camat Sekarbela meminta pengusaha akomodasi perlu menyesuaikan diri. Salah satunya menurunkan harga kamar serta memberikan diskon kepada penonton. “Saya kira menurunkan harga kamar hotel lebih bagus,” ujarnya.
Apakah masyarakat mulai tidak tertarik dengan event balap motor kelas dunia tersebut, sehingga enggan datang untuk menonton? Cahya membandingkan penyelenggaraan di Malaysia dan berbagai negara lainnya, antusiasme masyarakat menyaksikan MotoGP sangat tinggi. Kondisi ini terjadi di pada penyelenggaraan pertama sampai ketiga. Rendahnya okupansi serta ketertarikan masyarakat sebenarnya kembali pada mekanisme pasar.
Kondisi saat ini, tiket pesawat turun, hotel menyiapkan promo bagi penonton menjadi salah satu cara untuk memikat penonton. Keterjangkauan harga tiket menonton MotoGP, juga menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat untuk menyaksikan secara langsung balap motor kelas dunia itu.
Cahya mengaku, promosi juga harus dilakukan sejak awal sehingga masyarakat antusias menyambut event olahraga dunia tersebut. “Iya, kita memang harus sosialisasikan sejak enam atau tiga bulan sebelum penyelenggaraan,” demikian kata dia. (cem)

