Mataram (Suara NTB) – Lombok Epicentrum Mall (LEM) dan Jiiscomm menggelar Festival Kuliner Tjap Legende dari Kamis, 9 Oktober 2025 sampai Minggu, 26 Oktober 2025. di Atrium Ground Floor LEM. Festival ini diharapkan menjadi sarana untuk melestarikan kekayaan kuliner Nusantara.
Event ini menjadi wadah bagi pelaku kuliner legendaris dan autentik dari seluruh Nusantara untuk menghadirkan hidangan khas mereka yang sudah eksis selama puluhan tahun.
Roadshow Festival Kuliner Tjap Legende digelar di 10 Kota Besar di Indonesia dan Lombok Epicentrum Mall menjadi satu-satunya tuan rumah untuk gelaran Festival Kuliner Tjap Legende di Lombok. Festival Kuliner Tjap Legende Lombok berlangsung selama 18 hari, diikuti lebih dari 40 tenant legendaris dari seluruh Indonesia.
Festival Kuliner Tjap Legende melibatkan tenant-tenant kuliner legendaris dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperkenalkan hidangan-hidangan autentik Nusantara kepada pengunjung event nantinya. Di antaranya, Kepala Manyung Bu Fat 1969 Semarang, Klepon Legend Asli Gianyar sejak 1992, Nasi Goreng Babat Semar 1989 Semarang, Empal Gentong & Tahu Gejrot Mang Darma 1947 Cirebon.
Selain itu, ada Gudeg Koyor Yu’Tin 1994 Yogyakarta, Aneka Kue Jadoel Jakarta, Es Puter Conglik KH. Ahmad Dahlan 1970 Semarang serta kuliner autentik nan legendaris lainnya dan bekerja sama dengan Jiiscomm selaku operator F&B terbesar yang sudah berpengalaman lebih dari 13 tahun mengelola event kuliner nusantara.
Kegiatan ini akan mengajak pengunjung untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas interaktif yang mengedukasi tentang kekayaan budaya kuliner Indonesia.
Roadshow Festival Kuliner Tjap Legende
Lombok bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang merayakan keragaman budaya Indonesia dan menghargai warisan kuliner yang kaya. Melalui gelaran Kuliner Tjap Legende, Lombok Epicentrum Mall ingin mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan kekayaan rasa dan tradisi kuliner Nusantara yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa.
Bagi LEM, makanan bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga sarana untuk mengenal budaya, mempererat hubungan, dan membangkitkan nostalgia akan cita rasa masa lalu yang melegenda.
Event ini diselenggarakan sebagai wujud komitmen Lombok Epicentrum Mall untuk terus menghadirkan pengalaman yang bermakna bagi para pengunjung. Tidak hanya sebagai pusat belanja, tetapi juga sebagai ruang interaksi budaya dan destinasi gaya hidup yang mendekatkan masyarakat dengan warisan kuliner Indonesia.
Melalui festival ini, masyarakat diharapkan dapat merasakan sensasi berwisata kuliner yang autentik, sekaligus mendukung pelaku UMKM kuliner agar terus tumbuh dan dikenal luas. Lombok Epicentrum Mall ingin menjadi bagian dari perjalanan melestarikan kuliner legendaris Indonesia, dengan cara yang menyenangkan, edukatif, dan membangkitkan rasa bangga akan kekayaan budaya bangsa.
CEO Samsaka Group/Jiiscomm, Febriyanto Rachmat menyampaikan bahwa pihaknya bangga dan concern dalam memperkenalkan kuliner nusantara pada festival ini. Terutama, penyelenggaraan dilaksanakan di kota dengan kedatangan wisatawan terbesar yaitu Mataram, Lombok.
Baginya, kehadiran kuliner nusantara di Kuliner Tjap Legende Lombok tentunya memberikan pengalaman unik, terutama bagi pengunjung yang ingin mencicipi makanan khas nusantara dan rindu akan citarasa autentik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Dengan gelaran Tjap Legende ini masyarakat Lombok dapat mencicipi, menikmati sekaligus bertemu langsung dengan pedagang makanan legenda Indonesia, tanpa perlu jauh jauh ke kota asal mereka,” terangnya.
Kuliner Tjap Legende akan diisi dengan berbagai aktivitas menarik dan semakin memperkaya Festival Kuliner Tjap Legende yang erat dengan kentalnya padu-padan budaya serta kuliner. Tahun lalu, festival Tjap Legende juga pernah dilakukan dan menarik banyak pengunjung serta pencinta kuliner. Meski demikian, festival tahun ini tetap membawa nuansa berbeda, khususnya pada tenensi baru yang ikut serta.
“Karena ternyata karena event ini tidak sebulan sekali, setahun sekali, walaupun kita ada pengulangan di beberapa tenant, tapi ternyata itu ditunggu-tunggu sama customer Lombok,” jelasnya.
Selain tenant, konsep dekorasi pada festival ini juga membawa perubahan. Dengan mengusung konsep dekorasi tradisional, festival ini memungkinkan pengunjung merasakan suasana pedesaan berikut dengan cita rasa kulinernya. “Dari sisi dekorasi mungkin ada sesuatu yang baru, ada perubahan sedikit daripada tahun lalu. Saat ini agak lebih ramai secara dekorasinya,” terang Febriyanto.
Festival ini tak sekadar acara kuliner yang seremonial. Lebih dari itu, festival Kuliner Tjap Legende menawarkan makanan tradisional yang namanya tetap melegenda. “Tahun ini sebenarnya kita secara konsisten selalu membawa tenant-tenant yang legend dan otentik dan itu kita pertahankan. Tentunya itu yang menjadi daya tarik,” ungkapnya.
Sementara itu, General Manager LEM, Salim Abdad mengatakan, penyelenggaraan festival Kuliner Tjap Legende tahun ini merupakan penyempurnaan dari festival tahun lalu. Penyempurnaan yang dimaksud yakni dalam segi kebersihan dan kenyamanan pengunjung yang terus ditingkatkan.
Selain itu, pergantian tenant juga diupayakan pihaknya untuk memberi pengalaman baru bagi para pengunjung. “Jadi kita minta ada kurasi lagi. Kedua ada hal-hal yang diganti khususnya untuk refreshing. Sehingga orang ada hal baru (didapat), walaupun hal lamanya bisa-bisa 50 persen,” jelasnya.
Proses transaksi juga ditingkatkan dengan dengan menerapkan metode pembayaran melalui QRIS. “Karena QRIS sudah bukan hanya meng-Indonesia tapi sudah mendunia. Jadi harusnya sudah tidak ada kendala,” tutur Salim.
Salim menyampaikan, penyelenggaraan festival Kuliner Tjap Legende ini akan menjadi agenda tahunan. Karena, festival ini telah menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat dan tentunya bagi LEM. “Memang ini jadi satu daya tarik kita. Jadi mal kita tidak tertinggal dengan mal-mal lain di Jakarta dan kota-kota besar yang selalu menyelenggarakan (festival) food ini,” terangnya.
Dengan terselenggaranya festival Kuliner Tjap Legende ini, Salim mengundang seluruh masyarakat untuk datang dan menikmati hidangan khas Nusantara di LEM. (sib)


