Mataram (Suara NTB) – Empat rumah warga di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, rusak diterjang gelombang pasang. Penanganan abrasi di pesisir Pantai Ampenan harus diseriusi, karena dinilai mendesak.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Ahmad Muzaki menyebutkan, empat unit rumah mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang pasang sekitar 5-6 meter pekan kemarin. Kondisi ini perlu dimaksimalkan terkait penanganan abrasi, karena dinilai sangat mendesak dan dikhawatirkan meluas. “Korbannya sama seperti kejadian awal tahun lalu. Pemiliknya sudah tinggal di rumah keluarganya,” kata Muzaki ditemui pada, Senin, 3 November 2025.
Mitigasi jangka pendek telah dilakukan dengan membangun tanggul sementara menggunakan geobag. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara membangun tanggul menggunakan batu bolder sepanjang 200 meter.
Jack sapaan akrabnya Plt. Kalak BPBD menegaskan, tanggul penahan gelombang harus dibangun kembali. Jalan lingkungan beserta pemukiman warga berpotensi hanyut diterjang gelombang pasang. “Kita khawatir di bulan Desember-Januari terjadi lagi gelombang pasang. Bisa-bisa hanyut semua nanti,” jelasnya.
Pihaknya turun bersama BWS dan BPBD NTB mengecek kondisi di lapangan. Mereka menyarankan supaya batu bolder diikat agar kokoh. Jack telah memetakan kawasan rawan abrasi seperti di Lingkungan Pondok Perasi, Bugis, Mapak, dan Tanjung Karang.
Kawasan di Mapak dan Tanjung Karang perlu ditangani, tetapi yang sangat mendesak di Kelurahan Bintaro. “Saran BWS adalah riprap, tetapi ada teknisnya supaya tidak menggerus tanah atau pasir,” ujarnya.
Masyarakat di pesisir Pantai Ampenan diimbau agar berhati-hati, terutama nelayan supaya tidak melaut mengingat kondisi cuaca tidak bersahabat. (cem)


