Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal, melaksanakan Safari Ramadan sekaligus melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pulau Sumbawa. Salah satu yang dikunjungi adalah smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Gubernur melihat adanya potensi besar dari pembangunan smelter tersebut yang diharapkan dapat menghadirkan industri baru dan meningkatkan perekonomian daerah. Karena itulah smelter ini diharapkan segera beroperasi secara penuh untuk mewujudkan hilirisasi di daerah ini.
“Kalau secara teknis segera bisa beroperasi penuh, dan by product yang muncul dari smelter ini nanti bisa menghasilkan industri baru. Harapan kita muncul hilirisasi by product dari smelter ini,” kata Gubernur seusai melihat produk dari smelter Amman, Sabtu, 8 Maret 2025.
Setelah melihat produk smelter tersebut, Gubernur menilai penyelenggaraannya sudah sangat baik. Itu juga terlihat dari sudah adanya power plan dan self- sufficient atau kebijakan untuk memenuhi kebutuhan energi secara mandiri.
“Sudah ada power plan yang dibangun, sehingga self-sufficient paling tidak bisa memenuhi kebutuhan powernya sendiri,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya smelter, Sumbawa memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi kawasan industri berbasis mineral. Selain itu, kehadiran industri turunan dari smelter diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil tambang dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
“Tadi kita sudah lihat ada asam sulfat, silver dan lain sebagainya. Harapannya by product hilirisasi bisa dilakukan di sekitar sini dan dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat sekitar,” tegasnya.
Untuk diketahui, fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Internasional telah diresmikan oleh Presiden Jokowi tanggal 23 September 2024 lalu. Diresmikannya smelter Amman ini menandai Indonesia telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga, dan menyongsong Indonesia menjadi negara industri maju dengan mengelola sumber daya alamnya sendiri.
Dengan diresmikannya fasilitas ini, Amman kini bertransformasi menjadi operasi pertambangan yang terintegrasi penuh. Mulai dari eksplorasi, penambangan, pemrosesan, dan mulai tahun ini, pemurnian melalui smelter tembaga dan logam mulia.
Dikutip dari rilis resmi di www.amman.co.id, fasilitas smelter ini menggunakan teknologi canggih Double Flash Smelting, yang menggabungkan proses flash smelting dan flash converting. Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir dari berbagai negara, Amman memproduksi tembaga berkualitas premium dengan tetap mematuhi standar keselamatan tertinggi dan menjaga kelestarian lingkungan.
Proses konstruksi smelter tembaga dan pemurnian logam mulia Amman ini melibatkan sekitar 7.000 tenaga kerja. Sekitar hampir 80 persen pekerja merupakan tenaga kerja asal berbagai wilayah di Indonesia dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya dari Provinsi NTB dengan persentase yang cukup signifikan.
Nantinya, fasilitas smelter tembaga Amman mampu menampung kapasitas input hingga 900 kilo ton per tahun (“ktpa”) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa mendatang. Produk dari fasilitas peleburan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dengan kemurnian 99,99 persen dan asam sulfat mencapai 830 ktpa dengan kemurnian 98,5 persen. Selain itu, fasilitas pemurnian logam mulia akan menghasilkan 18 ton per tahun (“tpa”) emas olahan dengan kemurnian 99,99 persen, 55 tpa perak olahan dengan kemurnian 99,95%, serta 77 tpa selenium dengan kemurnian 99,9 persen.(ris/r)