Mataram (Suara NTB) – NTB akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2028 bersama dengan Provinsi NTT. Menjadi tuan rumah PON ini merupakan kesempatan besar bagi NTB, karena dampak pelaksanaan PON cukup besar, terutama dari sisi pembangunan venue olahraga.
Namun, sebelum menjadi tuan rumah PON, tahun 2027 ada event Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas). Kesempatan ini coba dilobi oleh NTB, sehingga bisa digelar sebelum pelaksanaan PON.
“Hari ini saya akan berangkat ke Semarang, ada lokakarya terkait dengan olahraga prestasi yang mana kami diinfokan, NTB berpeluang menjadi Popnas tahun 2027,” ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si., di Pendopo Gubernur NTB, Senin 13 mei 2024
Dari hasil pertemuan dengan Penjabat (Pj) Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., jika NTB memiliki peluang menjadi tuan rumah, maka kesempatan itu harus diambil.
“Tadi oleh Pak Pj Gubernur diarahkan, jika ada peluang kita. Kita ambil peluang untuk menjadi tuan rumah. Hitung-hitung sebagai pemanasan kita dalam rangka sebagai tuan rumah PON,” ujar mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB ini.
Di sisi lain, ungkapnya, sekarang ini atlet NTB sedang dalam proses pelatda dengan jadwal latihan yang cukup ketat di bawah pengawasan dan bimbingan pelatih. Bahkan, seluruh atlet dari grade A, B dan C sudah ikut pelatda.
Pihaknya juga melaporkan pada Pj Gubernur terkait hal-hal perlu diatensi ke depannya. Misalnya terkait penuntasan pembiayaan dan lain sebagainya agar bisa berjalan dengan lancar
“Termasuk melaporkan segala hal, kegiatan olahraga lainnya. Mudah-mudahan bisa berjalan bagus. Tadi kita masih ada peluang untuk beberapa cabor lainnya NTB mendapatkan wild card. Jika sudah dapat wild card, kita juga berhitung potensinya untuk mendapatkan medali,” ujarnya.
Mengenai anggaran, Yiyit– sapaan akrabnya, mengakui, kebutuhan untuk pelaksanaan PON hingga pemberangkatan sebesar Rp 43 miliar. Sementara dana hibah yang sudah dicairkan sebesar Rp 15 miliar
“Sisanya itu kemarin pak gubernur melakukan semacam lobi ke beberapa pihak untuk ikut berkontribusi, mengingat memang pengelolaan olahraga tidak hanya pada pemerintah, ada dunia usaha, termasuk media. Di APBD perubahan belum berproses, maka salah satunya diusulkan di sini untuk memenuhi kebutuhan anggaran. Yang pasti arahannya seluruh cabor yang lulus dalam kualifikasi diikutkan ke PON,” tegasnya. (ham)