Mataram (Suara NTB) – Eksistensi figur perempuan di Pilkada Kabupaten Lombok Barat 2024 mendapatkan penerimaan cukup positif dari masyarakat. Hal itu terekam dalam hasil survei dua lembaga survei yang sudah melakukan pemetaan popularitas dan elektabilitas kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat.
Dari hasil survei Political Research and Marketing (Polram) di Pilkada Lobar, memperlihatkan bahwa sebesar 89 persen masyarakat Lobar setuju dengan bupati perempuan, dan hanya 11 persen yang tidak setuju bupati perempuan.
“Karena masyarakat Lobar sebanyak 39,8 persen pemimpin perempuan sangat perhatian pada rakyat. Kemudian pemimpin perempuan memiliki keterampilan memimpin 19,6 persen, dan 22 persen menilai pemimpin perempuan memiliki komunikasi yang baik,” ungkap Direktur survei Polram, Azhari Evendi.
Diketahui dari pilkada serentak di NTB, hanya di Pilkada Lombok Barat yang banyak muncul figur perempuan. Diantaranya, Ketua DPD Golkar Lobar, Hj. Sumiatiun, Ketua DPC Gerindra Lobar, Hj. Nurhidayah, Ketua DPD PKS Lobar, Hj. Nurul Adha, dan istri dari mantan Bupati Lobar, Fauzan Khalid yakni Hj. Khairatun.
“Ya dibandingkan dengan daerah lain, di Lobar ini paling banyak figur perempuan yang muncul. Sehingga kita coba menangkap respon masyarakat terkait pemimpin perempuan. Ternyata sangat terbuka akses terhadap pemimpin perempuan di Lobar,” jelas Azhari.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Survei Nusra Institut, Muhamad Roby yang juga sudah melakukan survei di Pilkada Lobar. Dalam temuan surveinya sebesar 87,1 persen tidak mempermasalahkan pemimpin perempuan, atau tidak anti pada pemimpin perempuan dan hanya 11,4 persen harus laki-laki jadi bupati.
“Jadi cukup tinggi juga penerimaan terhadap pemimpin perempuan di Lobar ini. Mereka tidak mempermasalahkan pemimpin perempuan,” pungkasnya. (ndi)