Mataram (Suara NTB) – Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (SPP TIK) Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) tingkat Provinsi NTB resmi ditutup di Hotel Lombok Raya Mataram, Kamis 6 juni 2024 sore.
Penutupan bimtek sejak tanggal 3 Juni – 7 Juni 2024 ini dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional diwakili Pustakawan Ahli Utama Dra. Adriati, S.IP., M.Hum., dan juga dihadiri Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB Dr. H. Supratman Muslim MZ, M.Pd.Pustakawan Ahli Utama Adriati dalam sambutan penutupannya memberikan apresiasi pada 18 peserta dari perwakilan 3 kabupaten/kota di NTB yang telah antusias mengikuti bimtek dari awal sampai akhir. Pihaknya mengharapkan apa yang disampaikan oleh pemateri atau narasumber bimtek ini bisa menjadi dasar bagi peserta setelah kembali ke daerah masing-masing.
Menurutnya, bimtek yang diberikan ini sangat bermanfaat dalam pengembangan perpustakaan, khususnya di tingkat desa atau kelurahan. Apalagi jika bahan bacaan di perpustakaan desa atau yang ada di masyarakat lebih banyak menyentuh kepentingan masyarakat yang lebih luas.Pihaknya menyadari jika bimtek ini diikuti 18 peserta dan tidak semua pustakawan atau pengelola perpustakaan di tingkat desa atau kelurahan yang diundang. Untuk itu, pihaknya mengharapkan peserta yang mengikuti bimtek ini bisa sharing pengetahuan dengan pengelola perpustakaan desa yang terdekat dengan desanya.
Sementara TPBIS, ujarnya, adalah peningkatan peran dan fungsi perpustakaan melalui pelibatan masyarakat sebagai wahana belajar sepanjang hayat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pengguna perpustakaan. Menurutnya, program TPBIS adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI yang melibatkan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan pelayanan, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Untuk itu, ujarnya, Bimtek SPP-TIK ini merupakan upaya peningkatan kapasitas bagi tenaga perpustakaan mitra TPBIS, sehingga perpustakaan yang dikelola dapat mendukung berprosesnya transfer pengetahuan dan menjadikan perpustakaan sebagai wadah bagi masyarakat untuk menemukan solusi dalam permasalahan-permasalahan yang ada melalui membaca dan bertukar informasi.
Dalam kegiatan bimtek SPP-TIK, peserta diberikan ilmu untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan, menyelenggarakan kegiatan pelibatan masyarakat, serta melaksanakan advokasi kepada pihak-pihak yang berpotensi mendukung kegiatan perpustakaan dalam berbagai bentuk, baik material maupun non material. Peserta juga dibekali kemampuan dasar untuk melakukan publikasi kegiatan TPBIS dari yang paling sederhana melalui media sosial hingga media arus utama.
‘’Tujuan diselenggarakannya TPBIS ini secara umum terangkum dalam arah kebijakan Perpustakaan Nasional Tahun 2020-2024, yaitu, peningkatan budaya literasi melalui pemasyarakatan kegemaran membaca, penguatan konten literasi dan transformasi perpustakaan melalui peningkatan akses dan kualitas layanan berbasis inklusi sosial bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter. Secara spesifik, tujuan TPBIS adalah terciptanya masyarakat sejahtera melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi social,’’ terangnya.
Selain itu, tambahnya, program TPBIS merupakan unsur pendukung prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, perpustakaan memiliki peran strategis dan garda terdepan untuk mendukung Kegiatan Prioritas Penguatan Literasi untuk kesejahteraan melalui kebijakan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat melalui perpustakaan.
‘’Perpustakaan yang telah melaksanakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan dana yang bersumber dari APBN melalui Perpustakaan Nasional Republik Indonesia hingga tahun 2023 yaitu sejumlah 34 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.796 perpustakaan desa/kelurahan,’’ tambahnya.
Sedangkan, TPBIS telah direplikasi di 1.344 desa/Kelurahan dan 6 kabupaten/kota dengan sumber anggaran APBD dan/atau sumber lain. Tahun ini, 600 perpustakaan desa/kelurahan menjadi mitra baru TPBIS. ‘’Mitra baru yang menjadi harapan baru juga bagi literasi Indonesia adalah Bapak/Ibu yang hadir dalam bimtek ini,’’ terangnya.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pembinaan pada Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB H. Supratman Muslim MZ. Adanya bimtek ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta, sehingga mampu menjadikan perpustakaan sebagai sumber ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat. Dalam hal ini, jika perpustakaan dikelola dengan baik tidak lagi hanya menjadi gudang buku, tapi memberikan manfaat bagi masyarakat. (ham)
Recent Comments