Mataram (Suara NTB) – Kebijakan pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pada beras medium akan berdampak kembali melonjaknya harga beras. Kenaikan harga beras juga berimbas pada inflasi.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida menjelaskan, kenaikan harga beras bermula dipicu kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga pokok penjualan di tingkat petani sehingga berpengaruh pada harga eceran tertinggi. Harga pokok penjualan beras medium sebelumnya Rp9.950/kg menjadi Rp11.000/kg.Â
Pemerintah memperhitungkan harga dari hilir ke hulu, karena biaya produksi tingkat petani mengalami kenaikan. Seperti, harga sewa lahan, pupuk, biaya produksi, dan lain sebagainya. “Jadi ketika kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP), supaya merata harga dari tingkat petani sampai produsen,” terang Nida dikonfirmasi pada Kamis 13 juni 2024
Lonjakan harga beras medium lanjutnya, diantisipasi dengan menyediakan beras stabilitas pasokan dan harga pangan. Salah satunya dengan menjual beras sebanyak dua ton di pasar rakyat. Akan tetapi, beras medium tidak habis sehingga disimpulkan ada beras lain yang dibeli masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Paling penting menurut Nida, ketersediaan beras di gudang Bulog masih aman. Dari hasil rapat koordinasi ketersediaan beras 55 ribu ton dan bertahan sampai bulan November 2024. “Ketersediaan beras kita masih aman,” ujarnya.
Kenaikan harga beras ini dikhawatirkan mempengaruhi inflasi Kota Mataram. Nida mengatakan, secara teori bahwa inflasi akan terjadi apabila harga stagnan dan ketersediaan pasokan menipis. Faktanya, harga mengalami kenaikan tetapi stok beras melimpah.
Ahmad, pedagang beras di pasar Pagesangan menuturkan, kenaikan harga beras dialami sejak dua pekan lalu. Hal ini dipicu harga gabah di tingkat petani melonjak, sehingga pengepul rata-rata menaikkan harga. “Sekitar dua-tiga minggu lalu, harga beras naik,” tuturnya.
Ia tidak hanya menjual beras secara ecer, melainkan menjual dalam jumlah banyak. Beras yang berasal dari Tanjung dengan takaran 25 kilogram dalam karung, dijual Rp310 ribu. Sedangkan, beras premium dari Lombok Barat dengan takaran 25 kilogram perkarung dijual Rp300 ribu. “Saya ngambil di heler Rp290 ribu,” sebut. (cem)