spot_img
Kamis, September 12, 2024
spot_img
BerandaNTBBukan Panggung Politik

Bukan Panggung Politik

KEJUARAAN otomotif motorcross bergengsi dunia akhirnya diselenggarakan kembali di Sirkuit MXGP Lombok di lahan bekas Bandara Selaparang, Rembiga Kota Mataram, 29 Juni hingga 9 Juli 2024. Hingga ditetapkan MXGP digelar kembali di Lombok, dinamikanya cukup tinggi. Bahkan banyak yang pesimis, balap motorcross setara MotoGP ini bisa diselenggarakan lagi di tahun kedua. Apalagi, MXGP Lombok juga dikait-kaitkan dengan politik. Karena momentumnya tahun politik 2014.

Sebelumnya, MXGP Lombok tahun 2024 disebut-sebut gagal diselenggarakan. Namun dengan lobi-lobi yang alot, pemerintah pusat mendukung, INFRONT sebagai pemegang hak penyelenggaraanpun memutuskan MXGP Lombok 2024 dilaksanakan.

Kamis 27 Juni 2024 air wajah Dr. H.Zulkieflimansyah, Chairman MXGP Indonesia ini begitu tenang, sambil melihat kesiapan sirkuit MXGP Lombok dari atas paddock. Sudah 100 persen sirkuit siap digunakan untuk berlaga para rider.

Gubernur NTB periode 2018-2023 ini terlihat puas. MXGP akhirnya bisa diselenggarakan kembali di Lombok. Padahal, tidak mudah. Apalagi jika dikait-kaitkan dengan pencalonannya kembali sebagai Gubernur NTB 2024-2029. MXGP dianggap sebagai panggung politiknya.

Bang Zul (BZ), sapaan akrabnya mengungkapkan, menghadirkan event MXGP di Lombok ini tidak gampang. Namun, di tangan-tangan talenta muda NTB, ketidakgampangan itu bisa diwujudkan.

BZ tidak menampik, banyak orang yang mencurigai penyelenggaraan MXGP ditunggangi oleh kepentingan politiknya sebagai bakal calon Gubernur NTB.
“Orang kan ndak bisa dibodohi sekarang. Masyarakat pasti tahu mana yang agendanya politik, mana yang tidak,” katanya.

“Persoalannya sebenarnya pesimisnya, awalnya dibilang tidak jadi, itu tidak arif dan bijaksana. Anak-anak muda kita sekarang bisa mewujudkannya. Ini kan semangat mereka mempromosikan daerahnya ke penjuru dunia dalam jangka panjang. Saya hanya membantu membuka jalur-jalur buntu,” katanya.

Diselenggarakannya MXGP di Lombok, lanjut BZ, memastikan bahwa keyakinan orang luar terhadap NTB sangat bagus. Didukung hubungan yang kuat dengan mitra-mitra terkait hingga MXGP Lombok bisa diselenggarakan.
“Ini karena hubungan yang baik, hubungan dengan hati dengan para relasi. Tidak ada motif apa-apa. Coba bayangkan, kita udah susah-susah mendatangkan event internasional ini di sini, masih ada aja yang nyinyir bilang bisnis keluarga. Betapa gampangnya orang menjustifikasi begitu,” katanya.

BZ merasa sangat bahagia, karena MXGP yang digawangi anak-anak muda NTB bisa melaksanakannya. Tentu sebuah kebanggaan, event internasional bisa di manage. Sehingga kedepan, baginya akan mudah bagi anak-anak muda NTB menyelenggarakan event nasional dan internasional.
“Itu saja sebenarnya,” katanya.

Dampak penyelenggaraan MXGP ini menurutnya berantai, besar, dan jangka panjang. Berkumpulnya banyak orang dari dalam daerah sendiri, luar daerah, hingga luar negeri akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru.
Pedagang-pedagang kecil merasakan dampak, begitu juga usaha-usaha ikutan lainnya. Penerbangan ke Lombok akan bertambah. Apalagi dengan hadirnya pembalap dan kru dari berbagai negara di dunia, yang secara otomatis akan menjadi corong untuk mempromosikan NTB ketika mereka puas mengikuti event di daerah ini.

“Dua minggu orang-orang dari luar negeri ini berada di NTB, melaksanakan event besar. efek promosi, efek ekonominya akan besar. ini sebenarnya yang kita inginkan. Bayangkan, betapa banyak ekonomi kerakyatan akan bergerak, pedagang lapak, pedagang asongan, mereka makin bisa hidup kalau ada event-event seperti ini dihadirkan. Begitu juga hotel, restoran, tenaga kerja, transportasi, dan yang tidak dihitung, akan bergerak. Itu sebenarnya tujuan event ini,” paparnya.

Hal lain yang menurutnya penting menjadi pembelajaran bagi anak-anak muda NTB menyelenggarakan event internasional di daerah ini, bahwa, penyelenggaraan WSBK, MotoGP di Sirkuit Mandalika, tidak selamanya akan terus disusui oleh pemerintah.

“Menurut saya, nggak akan mau disubsidi terus itu MotoGP di Sirkuit Mandalika, kalau sudah tidak disubsidi, apa mau Mandalika akan diisi terus oleh ternak-ternak masyarakat. dimana muka kita pada pemerintah. Nah, kalau pemerintah sudah nggak mau subsidi lagi, dan diserahkan ke daerah (Mandalika), kita pasti siap, karena anak – anak muda kita sudah punya pengalaman, dan sudah tahu jalurnya untuk menghadirkan event internasional itu,” katanya.

Karena itu, ia mengharap dukungan semua pihak terhadap event MXGP Lombok dan rangkainnya dapat disukseskan bersama. Tanpa harus membenturkannya dengan politik. Kepentingan yang lebih besar adalah membangun branding daerah, dan ekonomi kerakyatan.



RELATED ARTICLES
- Advertisment -




Most Popular

Recent Comments