Mataram (Suara NTB) – Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB triwulan II-2024 diproyeksi lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya. Ada sejumlah indikator yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Beberapa indikatornya seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT atau Lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, konsumsi pemerintah, bergesernya musim panen padi, positifnya kinerja ekspor tambang dan lainnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan, ekonomi NTB pada Triwulan I 2024 tumbuh sebesar 4,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Di triwulan II-2024 diproyeksi pertumbuhan ekonomi antara 6-7 persen (yoy).
Di triwulan I-2024, akselerasi pertumbuhan ditopang oleh kinerja investasi yang juga tumbuh meningkat, serta tetap tingginya konsumsi rumah tangga di tengah momentum hari besar keagamaan nasional Ramadhan dan Idul Fitri.
“Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan-II 2024 diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan optimalisasi ekspor konsentrat tembaga pasca relaksasi oleh pemerintah, tercermin dari pertumbuhan ekspor triwulan II 2024 yang sangat signifikan. Kita memperkirakan lebih tinggi dari 4,75 persen, yaitu sekitar 6-7 persen.” kata Berry Arifsyah Harahap kepada wartawan di Mataram, Rabu, 24 Juli 2024.
Lebih lanjut, Berry mengatakan optimisme pertumbuhan ekonomi di triwulan-II karena bergesernya panen raya padi di NTB. Kegiatan panen padi yang meluas, baik di Lombok maupun di Sumbawa turut mendorong pertumbuhan kinerja sektor pertanian.
Adapun kinerja positif pertumbuhan ekonomi turut didukung oleh stabilitas barang dan jasa. Pada bulan Juni 2024, deflasi kembali terjadi sebesar -0,26 persen (mtm) sejalan dengan sumbangan deflasi dari komoditas hortikultura. Adapun inflasi tahunan Provinsi NTB tercatat sebesar 2,12% (yoy), terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.
Untuk diketahui, secara nasional pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya di tengah masih tingginya ketidakpastian global. Tetap kuatnya pertumbuhan didukung oleh terakselerasinya konsumsi rumah tangga seiring dengan momentum HBKN.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi keseluruhan 2024 diprakirakan tetap baik didukung konsumsi rumah tangga dan investasi, serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.
Sejalan dengan itu, kredit perbankan tumbuh tinggi sebesar 12,36 persen (yoy) pada triwulan II 2024, ditopang oleh sebagian besar sektor ekonomi. Sejalan dengan itu, DPK tumbuh kuat yaitu 8,45 persen (yoy) dan mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi.
“Sementara nilai tukar Rupiah pada Juli 2024 menguat 1,21 persen dibandingkan posisi akhir Juni 2024, sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan fundamental perekonomian Indonesia yang kuat. Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.
Adapun inflasi Juni 2024 secara tahunan sebesar 2,51 persen (yoy), terjaga dalam kisaran 2,5±1 persen. Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah sehingga inflasi 2024 tetap terkendali dalam rentang sasaran.(ris)