spot_img
Sabtu, Oktober 5, 2024
spot_img
BerandaNTBJalani Praktik Kefarmasian, Kompetensi dan Keterampilan Apoteker Harus Ditingkatkan

Jalani Praktik Kefarmasian, Kompetensi dan Keterampilan Apoteker Harus Ditingkatkan

Mataram (Suara NTB) – Keberadaan apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasian sangat penting. Dalam bekerja seorang apoteker harus terus meningkatkan kompetensi dan keterampilan, karena perkembangan teknologi di dunia farmasi atau obat-obatan yang selalu berubah setiap saat.

’Tentunya banyak pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan oleh apoteker untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian yang terukur, terstandar dan berkualitas di fasilitas produksi, distribusi dan pelayanan kefarmasian,’’  ungkap Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), apt. Noffendri Roestam, S.Si., pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 2024 di Hotel Lombok Raya Mataram, Kamis, 29 Agustus 2024. Rakernas dan PIT IAI ini digelar dari tanggal 28 – 31 Agustus 2024. Hadir juga Asisten III (Administrasi Umum) Setda NTB H. Wirawan, S.Si, MT.

Melalui tema “Weaving Progress: Integrating Pharmaceutical Sciences into The Global Health System”, ujarnya, profesionalisme apoteker akan semakin berkualitas peranannya terhadap kesehatan Masyarakat. Selain itu dapat berpartisipasi dalam transformasi SDM kesehatan di Indonesia. Hal ini, tambahnya, selaras dengan amanat UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

Pihaknya juga menggelar diskusi panel bertajuk ‘Bahasa dan Wajah IAI sebagai Rumah Besar Apoteker Indonesia ini menghadirkan Dr. H. Edy Wuryanto, S.Kep, M.Kep., dari Komisi IX DPR RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.Si., (Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pertahanan), apt. Dita Novianti Sugandi, S.Si., MM., (Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes RI), serta Dr. dr. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB).

Pada kegiatan ini, juga diisi oleh kegiatan ilmiah, seperti simposium, workshop dan presentasi hasil penelitian dan juga pameran. Saat ini sudah siap sebanyak 34 simposium, 14 workshop kefarmasian serta 121 presentasi ilmiah baik berupa orasi maupun poster. Presentasi ilmiah ini merupakan hasil penelitian para akademisi, peneliti, maupun mahasiswa farmasi.

Ketua Panitia Rakernas dan PIT 2024 Dr. apt. Agus Sulaeman menambahkan, sebelumnya pihaknya menggelar welcome dinner  di Pantai Senggigi.  Mengenai tujuan Rakernas dan PIT IAI 2024 ini, ujarnya, adalah mendorong apoteker untuk terus melakukan upaya peningkatan diri (Life Long Learner). Selain itu, meningkatkan kompetensi dan keterampilan apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasian secara bertanggung jawab dan sesuai dengan kode etik apoteker.

Tidak hanya itu, meningkatkan kemampuan apoteker dalam pemanfaatan teknologi di fasilitas pelayanan kesehatan primer demi mencapai pemerataan akses pelayanan Kesehatan. Termasuk menyediakan sarana bagi para pemangku kebijakan serta industri farmasi untuk menyampaikan perkembangan terbaru terkait regulasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi kefarmasian kepada apoteker. Apoteker juga diharapkan menjadi media advokasi apoteker dalam menentukan arah kebijakan layanan kefarmasian serta memberikan ruang kepada apoteker untuk mempublikasikan hasil penelitian dan berdialog secara ilmiah.

Sementara Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, MD, Ph.D. , mengakui, jika IAI adalah stakeholder penting bahkan menjadi pilar penopang dari BPOM dalam melayani masyarakat.

Sebagai Kepala BPOM yang baru dilantik, dirinya harus menjalankan apa yang menjadi amanat Presiden Joko Widodo, yakni sudah  saatnya Indonesia harus dihitung di kancah dunia dalam konteks obat-obatan dan farmasi. Hal ini didasari Indonesia telah memiliki UU Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan. Keberadaan apoteker, ujarnya, sangat dibutuhkan, karena merupakan stakeholder utama.

‘’Kita paham, selama ini Indonesia selalu menjadi konsumen. Konsumen ilmu, konsumen produk, konsumen teknologi. Saatnya juga mengalami sebuah transformasi berdasarkan 6 transformasi untuk menjadi lebih mandiri dan bukan jadi hanya sekedar pemakai atau konsumen, tapi selayaknya kita harus menjadi produsen,’’ ujarnya.

Meski demikian, diakuinya, dari sisi kefarmasian, Indonesia punya bahan dasar farmasi masih impor, sehingga ini menjadi persoalan kemandirian belum bisa dicapai. Namun, pemerintah harus menentukan strategi yang tepat untuk menggapai tujuan tersebut dan pihaknya yakin dan dukungan dari apoteker kemandirian itu bisa tercapai.

Sementara Asisten III Setda NTB H. Wirawan memberikan apresiasi atas kegiatan ini. Pihaknya juga mengharapkan peserta rakernas mengunjungi objek wisata yang ada di NTB. (ham)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO