Giri Menang (Suara NTB) – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Lombok Barat (Lobar) Lalu Ahmad Zaini dan bakal calon Wakil Bupati Lobar Hj. Nurul Adha gencar turun melakukan pendekatan kepada masyarakat. Strategi pendekatan ke masyarakat dengan belusukan sekaligus menyampaikan program dan gagasan Perubahan Untuk Lobar melalui program “Sejahtera dari Desa”.
Program dan gagasan ini menjadi solusi dari pasangan LazAdha atas berbagai persoalan dihadapi daerah khususnya masyarakat Lobar saat ini. Dan ini dituangkan dalam visi misi pasangan LazAdha. “Kami turun terus ke masyarakat. Karena saya merasa, saya orang biasa-biasa lah,” kata Lalu Ahmad Zaini (LAZ) saat ditemui di Gunungsari, Kamis, 12 September 2024.
LAZ mengaku, dirinya bukanlah dari kalangan keluarga pejabat yang kemudian mendapat banyak dukungan dan dikenal banyak orang. “Saya tahu dirilah. Saya orang yang tidak dikenal. Berusaha mengenalkan diri ke masyarakat,” ucapnya.
Tekad bulatnya untuk maju memperebutkan kursi satu Lobar bersama Nurul Adha hanya untuk perubahan Lobar. Yang dinilainya kondisi Lobar saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Hal itu berdasarkan data yang dihimpunnya, dari angka kemiskinan yang terus meningkat tiap tahunnya. Kemudian jumlah pengangguran terbuka yang juga semakin bertambah. Begitu juga dengan angka kematian bayi dan kematian ibu melahirkan yang semakin tinggi. Data tersebut terus dibuktikannya dengan turun langsung ke masyarakat.
Hingga saat ini dirinya sudah turun hampir ke 500 an dusun dari 800 dusun lebih yang ada di Lobar. Sebagai langkah untuk menyerap aspirasi dari masyarakat dan memperkenalkan program yang diusung pasangan LazAdha yakni Sejahtera dari Desa. “Mudah-mudahan dengan silaturrahmi saya ke masyarakat itu bisa lebih percaya kepada saya. Tentu tahap terakhir itu ada di masyarakat untuk menentukan pilihan,”tambahnya.
Mantan Direktur Utama (Dirut) PT. Air Minum Giri Menang (AMGM) ini menjelaskan, program Sejahtera dari Desa yang diusungnya tentu atas dasar aspirasi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari tiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa yang dilakukan hanya sebuah formalitas. Usulan-usulan yang diajukan tidak pernah menjadi kebijakan. Begitu terus, hingga muncul usulan-usulan lain yang menumpuk di bawah. Yang kemudian ini timbul menjadi keluhan masyarakat apalagi pihak Pemerintah Desa dan Kecamatan. “Itu yang membuat kita merumuskan sejahtera dari desa,” akunya. (her)