DINAS Sosial (Dinsos) NTB menyiapkan empat langkah untuk menghadapi bencana kekeringan yang kini melanda wilayah ini. “Langkah yang kami lakukan adalah penyiapan logistik bencana, penyiapan petugas perlindungan sosial, persiapan sarana dan prasarana, serta koordinasi dan kerja sama,” kata Kepala Dinas Sosial NTB , Dr.H. Ahsanul Khalik di Mataram, Kamis, 19 September 2024.
Ahsanul memaparkan langkah pertama penyiapan logistik bencana itu terdiri dari bantuan permakanan dan bantuan air bersih.
Dinas Sosial NTB menyalurkan bantuan makanan kepada masyarakat terdampak kekeringan, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan makanan akibat gagal panen.
Kemudian, distribusi air bersih ke lokasi yang hampir setiap tahun mengalami kekurangan air bersih karena dilanda kekeringan untuk kebutuhan memasak, minum, hingga mencuci.
Tahapan penyaluran air bersih dengan armada sebanyak empat unit mobil tangki air bersih adalah penganggaran, penilaian pemetaan lokasi wilayah kekeringan; pelaksanaan, koordinasi, dan kerja sama lintas sektor; serta evaluasi dan pelaporan.
“Selain distribusi air, penyiapan logistik lainnya berupa bantuan makanan diupayakan melalui bufferstok korban bencana dari Kementerian Sosial berupa paket makanan siap saji, paket keluarga, paket anak, termasuk beras,” kata Ahsanul.
Dinas Sosial NTB menyiapkan petugas perlindungan sosial untuk membantu masyarakat dalam mengakses berbagai bentuk bantuan yang disediakan pemerintah maupun lembaga lainnya, termasuk peran relawan penanggulangan bencana.
Petugas juga melakukan pendataan dan penilaian terhadap kondisi masyarakat yang terdampak kekeringan untuk menentukan jenis dan jumlah bantuan yang dibutuhkan.
“Dari aspek persiapan sarana dan prasarana, kami menyiapkan keperluan kendaraan penanggulangan bencana terutama armada tanki air dan personil untuk mendukung kegiatan penanganan bencana kekeringan,” ujar Ahsanul.
Dinas Sosial NTB berkoordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk Dinas Sosial kabupaten/kota, lembaga terkait, dan masyarakat untuk menyusun aksi dalam menghadapi kekeringan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kekeringan di Nusa Tenggara Barat berpotensi meluas karena puncak musim kemarau masih berlangsung pada September 2024.
BMKG mengimbau masyarakat agar menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien, serta mewaspadai terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan. Potensi kekeringan umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau. (ant)