Mataram (Suara NTB) – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menyelenggarakan Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Hasil Terjemahan. Setelah sebelumnya uji keterbacaan dilaksanakan di Pulau Lombok, kegiatan dilanjutkan dengan uji keterbacaan di Kabupaten Dompu, tepatnya di SMPN 1 Dompu pada Kamis, 19 September 2024. Uji keterbacaan dilakukan agar menghasilkan buku cerita anak yang berkualitas.
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai/mengukur, menguji, dan mengevaluasi tingkat keterbacaan serta kelayakan buku cerita anak hasil terjemahan. Seperti kegiatan sebelumnya yang dilaksanakan di Mataram dan Lombok Barat, uji keterbacaan melibatkan perwakilan guru dan siswa dari lima sekolah di Kabupaten Dompu, yaitu SDN 1 Dompu, SDN 2 Dompu, SDN 21 Dompu, TK Hilmi, dan TKN 01 Dompu.
“Kami mengupayakan seluruh buku diujibacakan sesuai dengan target baca. Itulah mengapa kami datang langsung ke Dompu, tidak hanya mencari pembaca penutur bahasa Mbojo di Lombok. Semoga hasilnya betul-betul representatif sehingga buku bermanfaat secara maksimal,” ujar Kepala Kantor Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas.
Sebagai narasumber, hadir Mardianti dari Komunitas Taman Baca Masyarakat O’o Mantika. Mardianti membacakan buku cerita kepada siswa sesuai dengan jenjang membaca anak, yaitu jenjang A, B1, B2, B3, dan C yang membuat siswa sangat antusias mendengarkan dan aktif berinteraksi membahas buku yang dibacakan. Selain itu, para guru juga diminta membaca buku cerita tersebut dan memberi saran serta masukan melalui kuesioner yang disebarkan pada setiap akhir sesi.
Di penghujung acara, perwakilan guru dan siswa memberi apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. Mereka menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat berguna untuk mendukung literasi anak-anak dan berharap acara serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang.
Setelah data uji keterbacaan didapatkan, acara ditutup oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB. “Setelah ini, kami akan meninjau kembali buku-buku ini berdasarkan saran dan masukan para guru serta penilaian dari siswa mengenai kelayakan buku ini untuk diterbitkan dan disebarluaskan kepada masyarakat,” pungkas Puji Retno. (ron)