Mataram (Suara NTB) – Sejumlah wilayah di Kota Mataram rawan terjadi kekeringan. Suplai air bersih akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun lahan pertanian.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Kota Mataram, Irwan Rahadi dikonfirmasi pada Senin, 30 September 2024 menerangkan, hasil rapat koordinasi telah dipetakan kawasan yang rawan terjadi kekeringan atau mengalami debit air dari sambungan air bersih seperti di Pagutan, Jempong, Rembiga, dan lain sebagainya. Di samping itu, lahan pertanian di beberapa kawasan juga kesulitan mendapatkan pasokan air dari hulu. “Pertama, kita melihat daerah yang dampak kekeringan, karena beberapa pengaduan sudah kita terima dari warga,” terangnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membangun skenario untuk mengantisipasi kekeringan ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Mataram. Salah satunya sebut Irwan, suplai air bersih ke pemukiman yang mengalami debit air kurang, industri kecil menengah, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta lahan pertanian.
Penyaluran air bersih sifatnya pencegahan atau menanggulangi permasalahan selama sebulan, sehingga BNPB menyediakan bantuan dana siap pakai (DSP) senilai Rp200 juta lebih serta dukungan peralatan. “Paling tidak bisa menangani selama bulan Oktober ini saja dulu,” terangnya.
Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim hujan pada bulan November. Artinya, pihaknya bisa fokus menanggulangani ancaman kekeringan selama sebulan. BPBD menurut Irwan, juga fokus pada ancaman hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor, dan lain sebagainya.
Irwan mengimbau masyarakat terutama petani untuk menginformasikan apabila terjadi debit air kurang di pemukiman atau di lahan pertanian, sehingga bisa dilakukan intervensi seperti pendistribusian air bersih dan lain sebagainya. Upaya pencegahan juga dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis. (cem)