Mataram (Suara NTB) – Pusat Layanan Sosial (Puslansos) Anak Harapan Bangsa hadir berikan harapan kepada setiap anak yang nasibnya kurang beruntung, khususnya di bidang sosial ekonomi.
Terdapat sekitar 80 anak yang diasuh dalam Puslansos ini, 49 orang Perempuan dan 31 lainnya adalah laki-laki. Anak-anak yang diasuh dalam Puslansos ini dijamin kehidupannya selama masih berada dalam Puslansos.
Mulai dari sandang, pangan, papan, hingga pendidikan sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) difasilitasi oleh Puslansos yang berada di bawah naungan Dinas Sosial NTB.
Kepala Puslansos Anak Harapan Bangsa, Rijal Zulkamar, S.Sos, mengatakan bahwa anak-anak yang diasuh di Puslansos ini merupakan anak dari rentang usia 8 tahun sampai dengan usia remaja.
Anak asuh kita ada yang dari tingkatan SD, SMP, dan SMK. Disini kita tidak mengasuh dari anak yang dibawah 0 atau 5 tahun. Kita mengasuh dari umur 8 tahun, karena bagaimanapun disini kita tidak punya petugas untuk mengasuh anak di bawah umur 5 tahun, ujarnya saat ditemui Suara NTB, Jumat, 4 Oktober 2024.
Kriteria anak yang bisa masuk dalam Puslansos Anak Harapan Bangsa adalah anak yatim, yatim piatu, anak terlantar, dan anak yang lahir dari keluarga menengah ke bawah yang dirasa tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya.
Selain dipenuhi pendidikannya, anak asuhan Puslansos ini juga dipastikan menerima bimbingan seperti bimbingan sosial, dan bimbingan keagamaan.
Karena di Puslansos ini semua anak merupakan agama Islam, jadi bimbingan keagamaan hanya terkait dengan agama Islam sendiri.
Termasuk penghafal Quran. Jadi, hafiz ini baru tahun ini kita coba, kalau tahun kemarin ngaji diajarkan oleh pengasuhnya, jadi seadanya. Sekarang kita carikan dari luar, katanya.
Rijal mengungkap karena faktor lingkungan dan sosial ekonomi anak yang kurang posiif, menjadikan banyak anak di Puslansos ini tidak bisa membaca Al-Quran. Ada juga yang tidak bisa mengaji, apalagi baca-bacaan salat, itulah menjadi tanggung jawab kami disini. Kami bertanggung jawab bagaimana nasib anak-anak ini di dunia maupun akhirat, ungkapnya.
Adapun dengan bimbingan keterampilan, Rijal mengatakan tidak ada bimbingan keterampilan secara khusus kepada anak asuhan Puslansos ini. Jadi, mereka dimasukkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar bisa mendapat bimbingan keterampilan secara lengkap dan optimal.
Anak asuh kita ini kita sekolahkan di SMK. Diantara anak-anak SMA di Puslansos ini, cuma satu orang di SMA 5, yang lain ada di SMK Lingsar, SMK 1, SMK 3, dengan SMK PP, jelasnya. (era)