Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB saat ini sedang menyiapkan data-data untuk mendukung tujuh program 100 hari pertama Prabowo Subianto, beberapa di antaranya adalah program renovasi sekolah, sekolah unggulan terintegrasi, makan bergizi gratis dan lainnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) serta Dinas Kesehatan Provibsi NTB sedang menyiapkan data-data pendukung untuk mensukseskan program tersebut.
Kepala Dikbud Provinsi NTB Dr Aidy Furqan mengatakan, program renovasi sekolah mencakup renovasi ruang kelas, furnitur serta mandi cuci kakus (MCK). Pemerintah menginginkan agar setiap sekolah memperhatikan ketersediaan toilet di dalamnya. Jumlah toilet yang tersedia harus berdasarkan rasio berapa jumlah siswa di sekolah tersebut.
“Rasionya adalah 1 banding 30 siswi dan 1 banding 40 siswa,” kata Aidy Furqan kepada wartawan, Selasa, 8 Oktober 2024.
Ada juga program sekolah unggulan terintegrasi yaitu pembangunan fisik sekolah unggulan di empat lokasi. Artinya sekolah yang sudah ada diperkuat lagi untuk menunjang penciptaan SDM unggul.
Adapun program makan siang bergizi gratis ini dalam perencanaannya akan menyasar ibu hamil, bayi dan siswa dari pendidikan dasar (SD). Namun kedepannya sasaran masih berpotensi bertambah atau berubah, tergantung hasil kajian pemerintah pusat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, saat ini pihaknya masih menyiapkan data sasaran program makan bergizi gratis yang akan diserahkan ke pemerintah pusat. Saat ini program intervensi gizi dari pemda yang sudah berjalan yaitu pemberian PMT untuk anak-anak yang berisiko menderita stunting.
“Itu dari pusat dananya yang masuk ke Puskesmas. Yang mengerjakan adalah kader-kader PKK dan sedang berlangsung sekarang adalah PMT lokal,” katanya.
Peran Dinas Kesehatan NTB dalam program makan bergizi gratis ini lebih kepada bagaimana peran pengawasan dan pemenuhan gizi. Jangan sampai makanan yang disajikan untuk siswa tidak higienis yang berpotensi membuat persoalan kesehatan.
“Jangan sampai karena ada makan siang kemudian diare. Kemudian jika penyimpanan dan pengolahannya bermasalah. Itu semua kan harus benar-benar diatur dengan baik,” katanya.
Adapun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program makan siang bergizi ini belum turun, sebab masih dalam tahap pengumpulan data.” Dari aspek strategi program bagaimana, kemudian pembiayaan bagaimana itu masih dibahas,” katanya.(ris)