KETIMPANGAN lapangan kerja di Kota Mataram, diakui oleh Ketua DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, S.Sos. Pemicunya, menurut dia, tingginya jumlah angkatan kerja yang tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. ‘’Kebutuhan masyarakat akan lapangan pekerjaan semakin tinggi, karena memang tidak dibarengi dengan adanya lapagan pekerjaan,’’ katanya
Kepada Suara NTB di Mataram, Kamis 10 Oktober 2024, Malik mengharapkan agar Pemkot Mataram membuka lapangan pekerjaan. Dia tidak menyangkal bahwa menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) masih menjadi pilihan utama para generasi muda. ‘’Pola pikir inilah yang harus diubah,’’ tegasnya.
Sebab, lanjut Malik, kuota CPNS yang tersedia, tidak sebanding dengan tingginya jumlah angkatan kerja yang ada. ‘’Saya sendiri juga sering didatangi. Pak ketua kalau ada lowongan tolong bantu kita. Padahal kalau saya lihat yang datang ke rumah itu ada prestasi, punya skill dan lain sebagainya.
Malik menyarankan kepada generasi muda untuk tidak terlalu berorintasi menjadi ASN. Di sisi lain, dia mendorong Pemkot Mataram untuk memperbanyak pelatihan. ‘’Baik pelatihan di bidang tenaga kerja maupun UMKM,’’ katanya. Dengan pelatihan ini diharapkan tercipta para wirausaha baru.
Sehingga, ketergantungan angkatan kerja untuk menjadi ASN, semakin berkurang. Seperti diketahui, angkatan kerja di Kota Mataram, terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini dipicu banyaknya perguruan tinggi negeri dan swasta mewisuda mahasiswa mereka. Jumlah ini belum termasuk lulusan SMA/SMK tidak melanjutkan pendidikan dengan alasan biaya. Ketimpangan lapangan pekerjaan masih menjadi permasalahan perlu dicarikan solusi bersama.
Kebijakan pemerintah pusat membuka pendaftaran seleksi calon pegawai negeri sipil secara serentak memiliki dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Meskipun, formasi yang dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi.
Kondisi ini hampir sama terjadi di berbagai daerah di seluruh Indonesia. lulusan perguruan tinggi maupun sekolah menengah atas dapat menciptakan usaha baru, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga lainnya.
Jika mengandalkan menjadi calon pegawai negeri sipil sangat sulit dengan melihat perbandingan-perbandingan serta persaingan dengan ribuan pelamar. (fit)