Mataram (Suara NTB) – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB menyampaikan kritik kepada PT. Angkasa Pura I Bandara Lombok, selaku pengelola Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). Menyusul semakin berkurangnya pesawat yang melayani penerbangan dari dan ke Lombok.
Ketua BPPD Provinsi NTB, Sahlan M. Saleh di Mataram, Jumat, 25 Oktober 2024 mengatakan, Angkasa Pura Lombok tidak terlibat dalam kegiatan promosi bersama – sama potensi dan destinasi wisata NTB.
Sahlan menegaskan, Angkasa Pura jangan hanya diam saja menerima airport tax dari penumpang. Tetapi, harus ikut pro aktif bersama pemerintah daerah dan stakeholder NTB untuk berpromosi bersama meningkatkan demand atau penumpang.
“Karena ini menjadi tanggung jawab Angkasa Pura. Harusnya kerjasama dengan industri pariwisata dan tidak hanya promosi sendiri saja. Saya mengkritisi Angkasa Pura, agar mau berpromosi sama kita. Sehingga kegiatan-kegiatan yang ada, Angkasa Pura berperan aktif juga, dampaknya juga untuk Angkasa Pura,” ujarnya.
Jika jumlah rute penerbangan bertambah dan promosi juga dilakukan semua pihak. Maka tidak menutup kemungkinan kunjungan wisatawan meningkat, begitu juga dengan jumlah penumpang pesawat akan bertambah. Kondisi ini juga menurutnya dapat memberikan dampak positif pada Angkasa Pura.
“Kita industri ini perluas jangkauan promosi bukan hanya mengkaji satu destinasi, atau satu titik promosi, Jakarta, Surabaya. Tapi gimana di sisi lain jangan di anggap kecil. Seperti Madiun, Kediri itu bagian penting dari pasar kita,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, penerbangan ke dan dari Lombok tak begitu banyak, sehingga berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan ke NTB. Padahal, NTB memiliki beberapa destinasi wisata yang ditawarkan. Kondisi ini menjadi perhatian khusus, baik itu oleh Astindo maupun Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB.
“Kita punya atensi khusus soal ini, artinya daya dorong promosi kita masih kurang, sehingga minat wisatawan itu berkurang ke Lombok belakangan ini, akibat dari pada penerbangan kita kurang,” ungkapnya.
Maka dari itu, harus ada promosi bersama untuk mendorong wisatawan itu tumbuh. Angkasa Pura diharapkan tidak hanya menerima begitu saja jumlah penumpang, tetapi mereka ikut berpromosi bersama-sama. Jangan hanya diam saja, dan tidak menyerahkan keadaan ke maskapai.
Ditambahkannya, harus terus didorong direct flight baru antara lain, Semarang, Balikpapan, Batam supaya sektornya tinggi. Meskipun, sudah masuk rute-rute tersebut, namun load factor rendah sehingga jumlah penumpang itu tidak banyak.
Menanggapi ini, Humas PT. AP I Bandara Lombok, Arif Haryanto mengatakan, AP I secara spesifik adalah pengelola bandara yang tugasnya menjamin operasional di bandara berjalan dengan selamat, aman, dan nyaman. Upaya promosi ke maskapai supaya mau membuka rute baru ke Lombok dilakukan dengan memberikan diskon landing fee. Untuk promosi ke publik terkait destinasi wisata sebagai bagian dari pemicu agar wisatawan datang ke Lombok, sebenernya akan lebih optimal dilakukan oleh holding kami, yaitu PT Aviasi Pariwisata. Tapi kalau lihat daerah lain, promosi dari Pemda juga harusnya bisa lebih masif di luaran sana,” katanya.
Saat ini Bandara Lombok melayani konektivitas langsung menuju sepuluh destinasi domestik, yaitu Jakarta (CGK), Surabaya (SUB), Yogyakarta (YIA), Bali (DPS), Bima (BMU), Sumbawa Besar (SWQ), Makassar (UPG), Balikpapan (BPN), Semarang (SRG), dan Batam (BTH). Penerbangan-penerbangan tersebut dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia (GA), Citilink (QG), Lion Air (JT), Batik Air (ID), Super Air Jet (IU), Wings Air (IW), dan Pelita Air (IP).
Sedangkan untuk penerbangan internasional, saat ini ada dua destinasi yakni tujuan Kuala Lumpur (KUL) yang dilayani oleh maskapai Indonesia AirAsia (QZ), AirAsia Berhad (AK), dan Batik Air Malaysia (OD) serta tujuan Singapura yang dilayani oleh Scoot (TR).
“Kalau saat ini ya memang tren penumpang turun, tahun-tahun lalu kalau Oktober-November- Desember biasanya naik lagi. Kita bandingkan dengan Juli 2024 lalu yang ada momen liburan sekolah ya. Oktober 2024 ini rata-rata penumpang 6.000 per hari. Juli 2024, ada 7.000 an penumpang per hari. Pergerakan pesawat Oktober 2024 ini rata-rata 60 pergerakan per hari. Pada Juli 2024 ada 70 pergerakan per hari,” tandasnya. (bul)