Mataram (Suara NTB) – Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika memberikan pelayanan kepada tiga tipe lansia. Di antaranya yaitu lansia mandiri, lansia setengah mandiri, dan lansia tidak mandiri. Lansia mandiri merupakan lansia yang masih mampu beraktivitas sendiri seperti mandi, makan, dan sebagainya.
Lansia setengah mandiri merupakan lansia yang masih bisa beraktivitas sendiri, tetapi terkadang membutuhkan bantuan petugas dalam kesehariannya. Sementara lansia tidak mandiri merupakan lansia yang sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali, kecuali dibantu oleh petugas yang ada dalam Puslansos.
Kepala Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika, Dina Nurlaily Aprinaida, S.Psi., M.Pd., mengatakan PM di puslansos ini dibedakan secara tiga kategori berdasarkan kekuatan fisik mereka. Sementara untuk sasaran PM nya adalah para lansia yang terlantar.
“Memang asasnya Dinas Sosial melayani yang terlantar tidak mampu,” katanya kepada Suara NTB.
Diketahui, dari total 80 Penerima Manfaat yang ada di Puslansos Mandalika, sekitar 17 PM merupakan PM tidak mandiri. Dari 17 PM, ada tiga pengasuh yang mengasuh para PM lansia selama 24 jam. “Yang ngambilkan makan, nyuapi, ganti pampers,” ujarnya.
Sementara untuk yang memandikan PM tidak mandiri ini dilakukan oleh perawat yang ada di Puslansos. Juga dibantu oleh petugas lainnya yang berkenan untuk memandikan 33 lansia yang ada di Pusat Pelayanan Sosial ini. “Yang setengah mandiri dan tidak mandiri itu yang dimandikan,” lanjut Dina.
Dina menjelaskan, tidak ada batasan waktu pelayanan bagi para lansia. Yang mana mereka akan dilayani oleh petugas sampai dengan akhir usia PM. Pun, petugas juga menyediakan dan siap jika diminta untuk mengubur atau menyiapkan proses pemakaman para lansia ini.
“Kalau beliau meminta kami yang urus, yaa kami urus disini. Kita kan punya pemakaman sendiri,” ucapnya.
Pemakaman lansia ini tidak hanya disediakan bagi PM yang beragama Islam saja, tetapi semua agama. Yang mana prosesi pemakaman akan disesuaikan dengan agama masing-masing PM.
Lebih lanjut, Dina menjelaskan terkait bimbingan rohani dan keagamaan kepada PM. Setiap PM akan diberikan bimbingan agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Sudah disediakan pemuka agama sesuai dengan masing-masing agama para Penerima Manfaat.
Misalnya untuk yang beragama Islam, rutin dilakukan pengajian. Bahkan sesekali PM dibawa ke Islamic Center untuk mendapatkan bimbingan keagamaan. Begitupun dengan PM beragama Hindu dan Kristen. Mereka rutin dibawa ke pura dan gereja dengan dituntun oleh petugas Puslansos yang beragama sama dengan PM. (era)