Giri Menang (Suara NTB) – Kekeringan di Lombok Barat (Lobar) kian parah. Dampaknya pun tak hanya menyebabkan warga susah mendapatkan air untuk minum, warga juga kesulitan memandikan jenazah. Tak itu saja, pelayanan juga terganggu akibat krisis air ini.
Meminimalisir dampak kekeringan ini, Pemkab bersama pihak terkait telah mendistribusikan 1,5 juta liter air kepada masyarakat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Lobar H. Moh. Syahlan mengatakan, kekeringan kian parah melanda Lobar. Wilayah yang sebelumnya tak dilanda kekeringan, kali ini justru butuh air bersih. Dampaknya pun cukup parah melanda warga. “Kasihan warga yang tidak punya air untuk konsumsi dan memandikan mayat (jenazah), kami pun turun untuk droping air,” kata Syahlan, Minggu, 27 Oktober 2024.
Seperti di beberapa desa di Kecamatan Kuripan, di antaranya Dusun Lendang Sedi Desa Giri Sasak, Desa Kuripan Utara dan Kuripan Selatan, warganya yang sulit mendapatkan air sering meminta bantuan air untuk memandikan jenazah.
Pihaknya pun turun membantu warga yang dilanda kekeringan tersebut. “Ya Kita droping kan air,” ujarnya.
Selain kebutuhan warga, pihaknya juga mendroping air untuk pelayanan di puskesmas, karena kodisi air sumur dan sungai sudah tidak ada alias mengering.
“Itu di Puskesmas Eyat Mayang kita suplai untuk kebutuhan pelayanan, warga melahirkan banyak, dan lainnya,” imbuhnya.
Menurutnya kekeringan ini tak hanya menyebabkan warga krisis air, tapi juga mengganggu pelayanan dasar di puskesmas. Dalam sehari pihaknya menyuplai air satu kali menggunakan tangki kapasitas 5 ribu liter. Karena pihaknya mengantisipasi adanya kejadian kebakaran yang juga terus bertambah di Lobar. “Hampir tiap hari, sehingga selain kita drop air, kita juga standby untuk menjaga kebakaran,”imbuhnya.
Hingga saat ini pihaknya telah mendroping air mencapai hampir 350 ribu liter dari awal sejak terjadi bencana kekeringan. Kekeringan ini kemungkinan bertambah, lantaran kondisi musim kemarau yang belum berakhir, seperti di wilayah Gerung, sumur – sumur warga sudah mengering. “Yang tadinya penuh, hampir tidak ada yang ditimba,” sambungnya.
Sejauh ini dari data BPBD jumlah air bersih yang sudah didistribusikan ke warga terdampak mencapai 1,5 juta liter.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Lobar Sabidin menjelaskan wilayah kekeringan di wilayah Lobar semakin bertambah dari 5 kecamatan menjadi 6 kecamatan. “Kemudian dari 14 desa yang terdampak, kini sudah menjadi 17 desa dan dari 37 dusun menjadi 41 dusun terdampak kekeringan yang tersebar di Kabupaten Lombok Barat,” terang Sabidin.
Untuk pendistribusian air bersih, Sabidin menjelaskan semua mobil tangki yang jumlahnya 13 unit telah dikerahkan baik dari PT. AMGM, TNI, Polri, Bank NTB Syariah, Pelindo dan dari pihak lain yang tidak tercatat.
“Sampai bulan Oktober lebih dari 1,5 Juta liter yang sudah tersalurkan kami salurkan ke lokasi yang terdampak kekurangan pasokan air bersih,” jelasnya.
Pihaknya juga akan merencanakan kembali mendistribusikan pada bulan Oktober ini sebanyak 250 tangki dan menyalurkan tandon-tandon kepada masyarakat untuk penampungan air bersih.”Untuk jadwal pendistribusian bulan ini sudah ada tinggal kita turun melayani,” ujarnya. (her)