Mataram (Suara NTB)- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB mengikuti agenda rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB terkait dengan produksi jagung di NTB tahun 2024. Sekretaris Distanbun NTB, Ni Nyoman Darmilaswati secara langsung menghadiri kegiatan yang berlangsung Jumat, 1 November 2024 di Kantor BPS NTB tersebut.
Dalam rilis BPS disebutkan, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen dari Januari hingga Desember 2024 diperkirakan sebesar 1,56 juta ton. Angka sementara ini mengalami penurunan sebesar 172,62 ribu ton atau 9,96 persen dibanding 2023 yang sebesar 1,73 juta ton.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin mengatakan, jika produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen yang sebanyak 1,56 juta ton tersebut dikonversikan ke jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen, maka produksi jagung di NTB sepanjang Januari hingga Desember 2024 diperkirakan sebesar 1,15 juta ton. Angka ini mengalami penurunan sebesar 127,61 ribu ton (9,96 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 1,28 juta ton.
Wahyudin mengatakan, NTB adalah salah satu provinsi penghasil jagung terbesar nasional. Karena itu ia memandang NTB perlu memiliki pabrik pakan ternak, karena bahan bakunya melimpah. Terlebih di daerah ini banyak konsumen pakan ternak yang membutuhkan pakan industri.
“Jagung banyak, ikan banyak, namun memang ada komponen yang harus didatangkan dari luar daerah. Kalau kita punya pakan ternak sendiri, itu lebih bagus untuk menghidupi penernak unggas, misalnya ayam petelur atau pedaging. Pabrik pakan ada di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, padahal ada sekitar 6 pengumpul jagung di NTB. Pas kalau kita bikin pabrik pakan ternak di sini,” saran Wahyudin saat menyampaikan berita resmi statistik di kantornya akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, potensi luas panen jagung pipilan pada Oktober-Desember 2024 diperkirakan sekitar 27,99 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen jagung pipilan pada 2024 diperkirakan sebesar 173,19 ribu hektare atau mengalami penurunan sebesar 5,84 ribu hektare (3,26 persen) dibanding 2023 yang sebesar 179,03 ribu hektare.
Sementara itu Sekda NTB H. Lalu Gita Ariadi mengatakan, dengan bahan baku jagung yang melimpah setiap tahun, memang sudah waktunya Provinsi NTB memiliki pabrik pakan sendiri. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa melakukan intervensi untuk membangun pabrik pakan di daerah ini.
“Industri pakan harus kita upayakan bagaimanpun caranya. Dengan fakta ini, Bulog atau BUMN diharapkan hadir membangun pabrik pakan di sini. Bulog saja kemarin menghadirkan RMU (Rice Milling Unit) modern. Bila perlu Bulog menghadirkan pabrik pakan. Bukan hanya membuat Selo, namun membuat pakan untuk kebutuhan nasional di wilayah timur,” kata Lalu Gita.(ris)