Dompu (Suara NTB) – Julkaidah (28) bidan Desa Karamabura Kecamatan Dompu menjadi korban disambar petir pada Kamis, 7 November 2024. Saat kejadian, Julkaidah bersama suaminya sedang membersihkan lahan sawah untuk ditanami jagung.
Pada lahan sawah tempat Julkaidah bekerja, tidak ada hujan. Hujan deras justru terjadi di pemukuman Karamabura dan sekitarnya. Itu yang membuat Julkaidah masih di tengah tanah lapang. Petir pertama justru menyasar tubuh Julkaidah. Sementara suaminya yang berada di sekitar Julkaidah langsung minta tolong ke warga sekitar.
Ketika dilarikan ke Puskesmas Dompu Timur, jasad Julkaidah sudah tidak bernyawa lagi. Terlebih akibat disambar petir, tubuhnya mengalami luka bakar. Ia diduga meninggal sebelum sampai ke Puskesmas Dompu Timur. “Dia ke sawah untuk membersihkan sisa tanaman jagung untuk persiapan tanam jagung lagi,” kata Hj Hamilah warga Karamabura, Jumat, 8 November 2024.
Julkaidah merupakan bidan desa yang bertugas di Puskesmas Dompu Timur. Selain sebagai bidan, ibu 2 anak ini juga senang bertani dengan memanfaatkan lahan sawah miliknya bersama suami.
Hujan yang melanda Dompu dan sekitarnya sejak awal November sering kali diikuti dengan petir dan angin kencang. Cuaca yang ekstrem dituntut warga lebih waspada dan hati – hati. Terlebih wilayah Dompu rawan terjadi hujan petir, angin puting beliung, tanah longsor, dan banjir.
“Kami berharap, masyarakat bisa lebih berhati-hati saat cuaca ekstrem. Segera mencari perlindungan yang aman, dan menjauhi area terbuka seperti sawah atau tempat tanpa penangkal petir demi keselamatan,” himbau Iptu Zuharis, SH. (ula)